TECH

Media Sosial Seperti TikTok dan Instagram Ancam Mental Remaja?

Para remaja menghabiskan 9 jam untuk membuka medsos.

Media Sosial Seperti TikTok dan Instagram Ancam Mental Remaja?Ilustrasi Instagram. (Shutterstock/Ink Drop)
01 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Miliaran orang menggunakan TikTok, khususnya para remaja. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam memelototi layar ponsel demi menonton satu per satu video yang tampil di laman FYP (For Your Page).

Studi Common Sense Media menyebut, remaja bisa menghabiskan waktu 9 jam per hari untuk membuka media sosial seperti TikTok, Instagram, Twitter, dan Facebook. Artinya, mereka hanya mengakses media sosial di luar jam sekolah dan waktu tidur.

Apalagi di tengah pembelajaran jarak jauh akibat pagebluk seperti saat ini. Para remaja jadi semakin menempel dengan gawainya—semakin meningkatkan kesempatan untuk berlama-lama membuka platform jejaring sosial.

Pertanyaannya, apakah itu baik untuk kesehatan mereka ke depannya? Simak ulasan berikut.

Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

Meski melahirkan cara baru untuk berinteraksi, media sosial juga memiliki dampak negatif. Mengutip situs Abington Health, selalu aktif di ruang maya pun bisa melelahkan sehingga membahayakan kesehatan mental remaja.

Survei Royal Society for Public Health Inggris terhadap 1.500 remaja dan dewasa muda menemukan fakta bahwa Instagram dan media sosial lain berkaitan dengan tingkat kecemasan, depresi, intimidasi yang tinggi, dan lahirnya rasa takut tertinggal (Fear of Missing Out/FOMO).

Bahkan, terlalu sering mengakses jejaring sosial bisa berdampak buruk pada tubuh serta merusak pola tidur. “Semakin banyak media sosial yang dikonsumsi oleh dewasa muda, semakin besar kemungkinan mereka melaporkan depresi atau kecemasan,” ujar konsultan kesehatan perilaku di Abington-Jefferson Health, Stefanie Lopacinski.

Mengapa itu bisa terjadi? Sebab, para remaja jadi lebih sering membandingkan dirinya dengan orang lain di media sosial. Padahal, apa yang mereka lihat acap kali tak mencerminkan kehidupan sebenarnya.

“Perbandingan fisik adalah masalah besar di media sosial. Misal, swafoto yang dimanipulasi dengan program pengeditan adalah hal lumrah saat ini,” kata Lopacinski.

Dampak TikTok pada Remaja

Di sisi lain, belum ada banyak penelitian tentang dampak TikTok terhadap kesehatan penggunanya. Padahal, platformnya tergolong sangat besar. Demikian menurut Peneliti Kebijakan Kesehatan di London of Hygiene & Tropical Medicine, Marco Zenone.

Sebab itu, dia mendorong para peneliti untuk mulai menyelami dampak TikTok terhadap kesehatan. “(Kurangnya penelitian) agak mengkhawatirkan kami sebagai peneliti kesehatan masyarakat, karena kami telah melihat sendiri dampaknya ketika (media sosial) dibiarkan tidak terkendali,” lanjur Zenone, dikutip The Verge, Rabu (1/12).

Beberapa masalah yang bisa peneliti tinjau, antara lain: tingkat penyebaran misinformasi di TikTok, iklan produk yang membahayakan kesehatan, kredibilitas informasi dari para pengguna, serta keamanan privasi penggunanya.

Oleh karena itu, peneliti harus memahami risiko lahirnya masalah di platform itu. Apalagi, basis penggunanya begitu luas dan sebagian besar adalah anak-anak muda.

Related Topics