Temuan Uji Mesin Diesel, Toyota Setop Kirim Fortuner dan Innova

Ada 10 model mobil Toyota terdampak peristiwa ini.

Temuan Uji Mesin Diesel, Toyota Setop Kirim Fortuner dan Innova
ilustrasi toyota (unsplash.com/ Christina Telep)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Toyota Motor akan menangguhkan pengiriman sementara beberapa model, termasuk kendaraan serba guna Innova dan SUV Fortuner.

Kebijakan itu diambil sebagai imbas dari temuan penyimpangan dalam uji keperluan sertifikasi mesin diesel yang dikembangkan oleh afiliasi Toyota Industries.

Sebuah komite investigasi khusus menemukan kejanggalan selama pengujian output hours power untuk sertifikasi tiga model mesin diesel milik Toyota.

Reuters melansir pernyataan Toyota yang menguak fakta bahwa setidaknya ada sepuluh model menggunakan mesin yang terkena dampak secara global, termasuk Hiace, SUV Fortuner, Innova, dan SUV LX500D dari Lexus.

Toyota secara terpisah berupaya menyelesaikan kasus kecurangan uji tabrak pada spesialis mobil kecil Daihatsu.

Perusahaan menyatakan berusaha menjelaskan masalah ini secara menyeluruh kepada pihak berwenang dan akan mengambil tindakan, misalnya menjalankan tes sertifikasi mesin baru di hadapan regulator jika diperlukan.

“Ada kurangnya komunikasi dengan Toyota Motor dan tidak cukup koordinasi mengenai proses pengujian dan prosedur yang seharusnya diikuti,” kata Presiden Toyota Industries, Koichi Ito, dalam konferensi pers, Senin (29/1).

Toyota Industries melaporkan penjualan sekitar 84.000 mesin diesel yang terdampak selama tahun keuangan hingga 31 Maret 2023.

CEO Toyota, Koji Sato, menyampaikan kepada wartawan pada hari Senin bahwa perusahaannya menggunakan sekitar 36.000 model mesin yang terkena dampak dimaksud setiap bulannya secara global, atau setara dengan 432.000 unit per tahun.

Juru bicara Toyota tidak dapat segera memberikan informasi mengenai jumlah kendaraan yang telah terjual selama bertahun-tahun yang terkena dampak tersebut.

Berdampak terhadap produksi pabrik di Jepang

Di Jepang, penghentian pengiriman berdampak pada produksi di empat pabrik dengan enam lini. Toyota memastikan bahwa mesin dan kendaraan yang terkena dampak tetap memenuhi standar keluaran kinerja mesin.

Dalam penelitiannya, perusahaan menemukan bahwa unit kontrol elektronik yang digunakan selama pengujian horse power berbeda dari yang digunakan selama produksi mesin.

Kementerian Transportasi Jepang menyatakan akan melakukan penyelidikan di lokasi pabrik Toyota Industries di Hekinan, prefektur Aichi tengah, tempat perusahaan tersebut memproduksi mesin otomotif dan industri.

Investigasi Toyota awalnya difokuskan pada peraturan sertifikasi atas kinerja emisi mesin forklift dan mesin konstruksi, yang juga diketahui terdapat kekeliruan seperti ditemukan oleh komite investigasi khusus.

Toyota masih menjadi mobil terlaris di dunia

Toyota Motor memiliki hampir 25 persen saham di Toyota Industries, yang merupakan perusahaan induk dari grup Toyota. Pemasok tersebut juga memiliki sekitar 8 persen saham Toyota Motor.

Pada 2023, Toyota Motor berhasil menjual 11,2 juta unit, atau meningkat 7,2 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Segmen kendaraan listrik hanya menyumbang kurang dari 1 persen penjualan.

Toyota masih menempati pabrikan mobil terlaris di dunia selama empat tahun berturut-turut.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI