BUSINESS

Toyota Berhenti Operasikan 14 Pabrik Perakitan di Jepang, Ada Apa?

Penyebab gangguan hingga kini masih diselidiki.

Toyota Berhenti Operasikan 14 Pabrik Perakitan di Jepang, Ada Apa?ilustrasi toyota (unsplash.com/ Christina Telep)
29 August 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Toyota Motor Corp menghentikan operasional 14 pabrik perakitannya di Jepang padaa Selasa (29/8) akibat kerusakan sistem produksi. Hal ini menyebabkan produksi dalam negeri pabrik terbesar di dunia itu terhenti.

Juru Bicara Toyota mengatakan, gangguan ini menyebabkan Toyota kesulitan memesan komponen. Perusahaan tengah menyelidiki penyebab gangguan. "Kemungkinan besar bukan karena serangan siber", kata Juru BIcara Toyota dikutip dari Reuters, Selasa (29/8).

Toyota menangguhkan 12 pabrik di pasar dalam negerinya sejak Selasa pagi dan menambahkan dua pabrik lain pada sore hari.

Belum diketahui berapa banyak output produksi yang hilang dari penghentian operasional pabrik-pabrik tersebut. Menurut perhitungan Reuters, keempat belas pabrik tersebut secara keseluruhan menyumbang sekitar sepertiga dari produksi global.

Produksi baru pulih sejak krisis semikonduktor

Produksi Toyota di dalam negeri telah pulih setelah serangkaian pengurangan produksi yang disebabkan oleh kelangkaan semikonduktor. Produksi Toyota di Jepang naik 29 persen pada Januari-Juni, peningkatan pertama dalam dua tahun.

Produksi Toyota rata-rata di Jepang  mencapai 13.500 kendaraan per hari pada paruh pertama tahun ini, menurut penghitungan Reuters. Jumlah tersebut tidak termasuk produksi Daihatsu dan Hino.

Penghentian operasi ini bukan yang pertama terjadi. Pada 2022,  pabrik sempat berhenti sementara ketika pemasok mengalami serangan siber, sehingga menghambat kemampuan Toyota  memesan suku cadang. Namun, tak lama kemudian Toyota kembali beroperasi menggunakan jaringan cadangan.

Toyota adalah pionir manajemen inventaris tepat waktu, yang menekan biaya namun menyebabkan gangguan rantai pasokan sehingga risiko produksi.

Meskipun penyebab kerusakan terbaru ini masih belum dapat dipastikan, namun banyak perusahaan Jepang waspada dalam beberapa hari terakhir banyak kantor-kantor pemerintah dan perusahaan Jepang melaporkan gangguan panggilan telepon.

Pemerintah mengatakan panggilan tersebut kemungkinan besar berasal dari Tiongkok dan terkait dengan pelepasan air radioaktif yang telah diolah oleh Jepang dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang hancur ke Samudera Pasifik. Harga saham Toyota naik 0,12 persen pada 2.439 yen pada perdagangan sore setelah sepanjang pagi tadi bertengger di zona negatif.

Related Topics