Apa Itu Fast Fashion? Kenali Pengertian dan Dampaknya

Istilah fast fashion mungkin tidak asing lagi dalam dunia mode. Fast fashion adalah istilah yang banyak dipakai untuk menunjukkan pergantian tren fashion secara cepat.
Dalam industri fashion dunia, fast fashion menawarkan produk siap pakai dan cepat berganti dalam waktu singkat. Karena hanya bertahan dalam waktu relatif singkat, fast fashion sangat erat kaitannya dengan limbah fashion yang dapat merusak lingkungan.
Sebenarnya apa itu fast fashion dalam dunia mode? Simak pengertian, dampak, dan tipas mengurangi dampak fast fashion bagi lingkungan di bawah ini.
Apa itu fast fashion?
Dilansir Investopedia, fast fashion adalah produk pakaian yang dijual dengan harga terjangkau, tetapi trennya cepat berganti.
Dengan kata lain, pengertian fast fashion adalah konsep yang merujuk pada produk dan gaya busana yang dijual dengan cepat guna memenuhi tren terkini dengan harga relatif terjangkau dalam dunia mode.
Dalam hal ini, industri mode menyajikan berbagai produk terbaru berdasarkan tren dengan cepat dan sering. Akibatnya, konsumen terdorong untuk terus melakukan pembelian dan pakaian lama terbuang.
Istilah satu ini mulai banyak dipakai pada akhir tahun 1990-an. Saat itu, siklus tren tumbuh secara masif yang dipelopori oleh perusahaan fashion raksasa seperti Zara.
Berbagai produk pakaian diproduksi secara massal dengan biaya rendah dengan bahan baku rendah. Tidak heran, harga jualnya relatif terjangkau dari produk lainnya.
Pada akhirnya, konsumen terus terdorong untuk membelinya dan menyingkirkan pakaian lama.
Ciri-ciri fast fashion
Melalui apa itu fast fashion, konsep satu in dikenali dengan kecenderungannya mengedepankan kuantitas dibandingkan dengan kualitas pada produk yang dijualnya.
Ada beberapa ciri-ciri fast fashion lainnya yang membedakannya di industri fashion. Berikut beberapa karakteristik yang dapat dikenali.
1. Produk diproduksi massal dan dijual secara cepat
Salah satu ciri utama fast fashion adalah pakaiannya diproduksi dan dijual dengan cepat. Untuk memenuhi permintaan pasar, suatu brand bisa memproduksinya dalam jumlah besar dan menggantinya secara cepat untuk merespon tren terbaru,
2. Tren hanya bertahan sebentar
Berbeda dengan slow fashion, tren yang diciptakan hanya berlangsung secara singkat. Artinya, konsumen hanya membelinya saat sedang tren saja dan membuangnya saat tidak populer.
3. Harganya terjangkau
Mengingat produksinya dilakukan secara massal dan memakai bahan baku rendah, pakaiannya dijual dengan harga terjangkau. Tujuannya untuk menjangkau lebih banyak konsumen.
4. Desainnya meniru tren terkini
Tidak jarang, produk-produk fast fashion kerap meniru gaya busana yang ditampilkan pada peragaan busana atau pernah dipakai oleh publik figur.
Dengan menduplikasi gaya busana yang sedang tren, industri fast fashion dapat meraih keuntungan.
5. Kualitas tidak tahan lama
Untuk bisa memproduksi dalam jumlah besar, tidak jarang suatu brand memakai material seadanya atau rendah guna menekan biaya produksi. Jika dibandingkan dengan produk quite luxury, produk fast fashion memiliki kualitas lebih rendah.
Contoh fast fashion dalam industri mode
Dalam dunia mode, pemain utama fast fashion adalah sejumlah perusahaan raksasa yang memimpin industri. Beberapa brand ternama dalam fast fashion seperti Zara, Shein, UNIQLO, Forever21, New Look, Primark, dan H&M.
Dalam setahun, sejumlah merek tersebut dapat memproduksi sekitar 52 gaya busana musiman atau satu koleksi pakaian baru per minggu.
Tingginya tingkat produksi tersebut juga didukung dengan harga yang relatif terjangkau. Bahkan, pangsa pasar fast fashion diperkirakan dapat mencapai 197 miliar dolar AS pada tahun 2028.
Lewat produksi dan penjualan yang tinggi, tidak heran fenomena fast fashion dapat menimbulkan dampak yang signifikan.
Dampak fast fashion
Fenomena fast fashion sangat disoroti dari berbagai dampak yang ditimbulkannya. Terlebih dampak fast fashion terhadap lingkungan yang tidak bisa disepelekan karena berdampak pada keberlanjutan lingkungan alam.
Berikut beberapa dampak fast fashion yang penting untuk diketahui
1. Kerusakan lingkungan
Praktik fast fashion sangat berpengaruh pada keberlangsungan lingkungan. Adapun dampak fast fashion terhadap lingkungan, yaitu pencemaran air, penumpukan, limbah tekstil, dan jejak karbon yang berbahaya.
Dari semua limbah di dunia, ada sebanyak 20 persen berasal dari pewarnaan tekstil berbahaya. Manufaktur mode mampu menghasilkan lebih dari 10 persen emisi karbon global.
2. Kesejahteraan pekerja rendah
Selain dampak bagi lingkungan, fast fashion juga memiliki pengaruh signifikan pada sosial. Karena dituntut untuk memproduksi secara terus-menerus, hak-hak pekerjanya dapat tidak terpenuhi dengan maksimal.
Mulai dari gaji rendah, lingkungan kerja buruk, hingga eksploitasi pekerja dapat terjadi dalam industri fast fashion.
3. Mendorong konsumerisme
Tren fashion yang berubah dengan cepat mendorong sikap konsumerisme di kalangan masyarakat. Gaya hidup boros sangat mungkin terjadi di kalangan konsumen fast fashion.
4. Penurunan manufaktur dalam negeri
Dampak fast fashion lainnya adalah penurunan manufaktur dalam negeri. Dengan tren yang cepat berubah, perusahaan tekstil dalam negeri bisa kalah bersaing dengan perusahaan raksasa fast fashion.
5. Pencurian kekayaan intelektual
Desain yang meniru model terkini menimbulkan kontroversi terkait pencurian kekayaan intelektual yang dilakukan oleh perusahaan fast fashion.
Tips mengurangi dampak negatifnya
Fenomena fast fashion dalam industri membawa dampak signifikan dalam kehidupan manusia. Terdapat beberapa tips yang dapat mengurangi dampak negatifnya.
Adapun beberapa tips mengurangi dampak fast fashion, yaitu sebagai berikut:
Memilih pakaian dengan kualitas lebih baik sehingga dapat bertahan dalam waktu lama.
Penting untuk menyimpan dan merawat pakaian dengan baik untuk memperpanjang umur pakaian.
Bijak dalam menanggapi tren fashion yang cepat berganti agar tidak boros.
Memilih merek fashion yang berkelanjutan dan memperhatikan etika bisnis.
Pertimbangkan untuk membeli pakaian drifting atau preloved untuk mengurangi konsumsi pakaian baru.
Selain tips di atas, Anda dapat mengubah pola pikir ke arah keberlanjutan dan slow fashion. Menurut George Graham, Co-Founder dan CEO Wolf & Badger, slow fashion sangat berpengaruh dalam perilaku belanja seseorang.
“Dengan berbelanja lebih lambat dan tujuan, Anda akan menemukan diri Anda mengumpulkan barang-barang yang benar-benar disukai dan akan sering dipakai selama bertahun-tahun,” ungkap Graham, dikutip dari Vogue, Jumat (23/5).
Industri fast fashion adalah salah satu industri yang memiliki dampak negatif bagi lingkungan terbesar. Mengingat dampaknya yang berbahaya, penting untuk mengurangi efek yang ditimbulkannya dengan lebih bijak dalam memakai pakaian.