Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Tantangan yang Dihadapi Perusahaan di Bulan Ramadan

Sejumlah pekerja Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) menunaikan shalat tarawih di musala anjungan lepas pantai. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Jakarta, FORTUNE – Ramadan bisa menjadi bulan yang menguntungkan bagi sebagian kalangan bisnis, terutama sektor-sektor usaha yang bergerak di industri makanan minuman, ritel, logistik ataupun jasa transportasi. Meski begitu, bukan berarti perusahaan yang menjalankan bisnis di bulan Ramadan tak memiliki tantangan.

Bersamaan dengan banyaknya konsumen membelanjakan uangnya untuk memenuhi berbagai kebutuhan konsumsi selama ramadan ataupun bertambahnya aktivitas lain yang biasanya tidak ada di bulan biasa, pelaku bisnis perlu melakukan berbagai persiapan. 

Melansir sejumlah sumber, berikut ini Fortune Indonesia akan mengulas beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh sebuah bisnis pada bulan Ramadan.

1. Waktu operasional terbatas

Pekerja Kantoran Saat Jam Makan Siang di Canary Wharf, London. Shutterstock/Viiviien

Mengutip renotech.co.id, tantangan pertama yang dihadapi oleh bisnis adalah jam operasional yang terbatas. Saat bulan puasa, biasanya banyak kantor menerapkan jam kerja yang lebih singkat untuk menghormati karyawannya yang berpuasa. Selain karena puasa, biasanya orang lebih sering beribadah sesuai waktu yang ditentukan.

Hal ini sudah pasti bisa mempengaruhi produktivitas dan potensi penjualan, namun cukup sulit juga untuk dihapuskan. Jadi, perusahaan perlu mencari jalan tengahnya, supaya dampaknya tidak semakin meluas.

2. Persaingan ketat

Kampung Ramadan Jogokariyan. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Bulan Ramadan merupakan salah satu momentum baik dan strategis untuk memulai bisnis di berbagai bidang, seperti kuliner atau fesyen. Masalahnya, peluang tersebut tak hanya ditangkap oleh sebagian pebisnis. Peningkatan daya beli masyarakat selama periode ini membuat sebagian pelaku usaha menjajal bisnis serupa sehingga terjadilah persaingan ketat. 

Dalam situasi tersebut, pelaku usaha dituntut memiliki strategi bisnis yang lebih andal,  kreatif dan efektif lagi dalam menggaet pasar.

3. Fluktuasi permintaan

Sejumlah calon penumpang pesawat antre di loket lapor diri Terminal 2 keberangkatan domestik Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (30/4). (ANTARAFOTO/Fauzan)

Salah satu masalah yang sering muncul di bulan Ramadan adalah ketidakstabilan harga kebutuhan yang berdampak pada fluktuasi permintaan. Hal ini pun bisa membingungkan dan membuat prediksi kadang tak bisa melakukan antisipasi.

Oleh karena itu, pemilik usaha harus paham betul risiko-risko fluktuasi yang mungkin terjadi, sehingga strategi pemasaran dan manajemen stok bisa dipersiapkan dengan matang untuk bisa diterapkan.

4. Kekurangan karyawan

Piqsels

Secara produktivitas, kinerja karyawan di bulan Ramadan sebenarnya tak efektif, bahkan cenderung melemah, karena waktu yang banyak digunakan lebih banyak untuk beribadah atau beristirahat karena kondisi badan yang kurang fit saat puasa. Selain itu, banyak juga karyawan yang memanfaatkan Lebaran sebagai momentum untuk mengundurkan diri atau resign dari pekerjaan.

Hal ini perlu diwaspadai, karena sangat berdampak pada kinerja perusahaan. Perusahaan perlu menyadari untuk memperbaiki beberapa hal yang mungkin masih menjadi kekurangan, seperti suasana kantor yang monoton, bonus yang perlu dinaikkan, dan lainnya.

5. Tantangan logistik

ilustrasi bisnis logistik (unsplash.com/Claudio Schwarz)

Salah satu tantangan lain yang cukup besar pada saat Ramadan adalah bisnis pengiriman barang atau logistik yang sangat sibuk. Hal ini menyebabkan adanya penundaan pengiriman, yang akhirnya juga berdampak pada ketersediaan stok barang.

Untuk itu, sebaiknya perusahaan sudah memikirkan lini logistik barang dari jauh hari, agar skema pengiriman dan penerimaan barang yang bisa tetap lancar dan tak berakibat pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. 

6. Masalah keuangan

ilustrasi administrasi keuangan (unsplash.com/Sasun Bughdaryan)

Layaknya para pekerja, perusahaan kadang juga sering terjebak dalam euphoria bulan Ramadan, dengan berbagai event; dan juga kemeriahan momen, seperti buka puasa bersama; atau program-program unggulan Lebaran, misalnya mudik gratis yang bisa jadi menimbulkan biaya lain membengkak.

Belum lagi Tunjangan Hari Raya (THR) para karyawan juga harus diberikan. Maka, perusahaan harus mempersiapkan hal ini bahkan sebelum Ramadan tiba. Maka dari itu, pengeloalaan keuangan harus benar-benar solid dan terarah, sesuai dengan perencanaan yang sudah dilakukan jauh-jauh hari.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bayu Satito
Ekarina .
Bayu Satito
EditorBayu Satito
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us