BUSINESS

Bahlil Singgung Ketimpangan Investasi Energi Hijau di TIIWG G20

Forum G20 harus bisa atasi lewat tata kelola yang adil.

Bahlil Singgung Ketimpangan Investasi Energi Hijau di TIIWG G20Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat menghadiri rapat pertemuan kedua "Trade, Industry, and Investment Working Group (TIIWG) Presidensi G20 di Solo, Jawa Tengah, Rabu (6/7). (ANTARAFOTO/Mohammad Ayudha)
07 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE –  Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan masih terdapat ketimpangan dalam aliran investasi energi hijau, antara negara maju dan negara berkembang. Hal itu dia sampaikan pada kelompok kerja perdagangan, investasi, dan industri (TIIWG) Forum G20,

Menurutnya, salah satu contoh ketidakadilan adalah jumlah investasi energi hijau yang mengalir ke negara berkembang hanya mencapai sekitar seperlima dari keseluruhan investasi hijau global. “Dengan kata lain, dua per tiga dari total populasi dunia hanya mendapatkan seperlima dari total investasi hijau,” ujarnya dalam pertemuan kedua TIIWG, Rabu (6/7).

Oleh karena itu, Bahlil ingin negara-negara G20 segera mengatasi ketimpangan yang terjadi dengan pengaturan tata kelola yang menguntungkan semua pihak. “Saya tidak ingin ada sebuah perlakuan yang tidak adil, sebab persoalan emisi (adalah) persoalan dunia. Forum ini sudah saatnya duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, untuk kebaikan bangsa dunia,” ucapnya.

Masalah kredit karbon

Ilustrasi karbon netral.
Ilustrasi karbon netral. (Pixabay/Geralt)

Perihal lain yang dibahas dan masih terkait ketimpangan investasi hijau antara negara maju dan berkembang adalah soal kredit karbon. Menurut Bahlil, harga jual beli kredit karbon yang berasal dari proyek-proyek hijau negara maju seringkali diklaim jauh lebih mahal dibandingkan negara berkembang.

Harga karbon di negara berkembang, kata Bahlil bisa bernilai US$10, jauh bila dibandingkan negara maju bisa mencapai US$100. Padahal, kesepakatanan penurunan emisis rumah kaca dilakukan oleh sebagian besar negara di dunia, dalam berbagai forum internasional.

TIIWG harus bermanfaat bagi pemulihan ekonomi dunia

Ilustrasi polusi pabrik.
Ilustrasi polusi pabrik. (ShutterStock/Tatiana Grozetskaya)

Related Topics