BUSINESS

Diskon PPnBM Mobil Diperpanjang, Permintaan Tak Sebanding Ketersediaan

Meski penjualan naik, kapasitas produksi tetap.

Diskon PPnBM Mobil Diperpanjang, Permintaan Tak Sebanding KetersediaanShutterstock/haryanta.p
04 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah Indonesia perpanjang masa diskon Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor hingga akhir Desember 2021. Penjualan beberapa mobil pun mengalami peningkatan. Tidak hanya bagi distributor, namun juga pemasok maupun manufaktur.

Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmy Suwandi, mengatakan perpanjangan PPnPBM memang dirasa berdampak positif pada pasar otomotif. “Hingga saat ini, penjualan model yang masuk dalam program insentif PPnBM hingga Agustus 2021 berjumlah 126 ribu unit. Dibandingkan kurun waktu yang sama di tahun lalu, naik hampir dua kali lipat dari jumlah 66 ribu,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Jumat (1/10).

Sementara itu, mengutip Antara, PT Astra Daihatsu Motor bahkan mengapresiasi keputusan pemerintah dalam perpanjangan PPnBM ini. “Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah karena akhirnya ini PPnBM memang sangat sangat menolong sekali,” ucap Hendrayadi Lastiyoso, Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (17/9).

Hendrayadi menyampaikan bahwa selama pemberlakuan diskon PPnBM, penjualan naik sekitar 30 persen bila dibandingkan saat kebijakan ini belum diberlakukan. Lonjakan ini ternyata tidak sebanding dengan ketersediaan barang. Beberapa model mobil, seperti Terios, terpaksa harus inden hingga dua bulan.

Tidak ada peningkatan kapasitas produksi

Menanggapi hal ini, Marketing Director dan Corporate Planning Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra, mengatakan bahwa meski terjadi peningkatan penjualan, namun kapasitas produksi tidak bisa ditambah. “Enggak bisa, karena ada PPKM dan protokol kesehatan,” katanya.

Senada dengan Amelia, Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, mengungkapkan bahwa kapasitas produksi Toyota akan tetap sama. Menurutnya, pihaknya tidak ada menambah kapasitas, melainkan mengoptimalkan yang ada.

“Kendala sebenarnya justru ada di hal-hal seperti PPKM dan ketersediaan bahan semi konduktor utamanya,” ucap Bob pada Fortune Indonesia (1/10).

Krisis semikonduktor

Krisis semi konduktor sebenarnya memang sudah terjadi sejak pertengahan 2020. Lembaga riset independen, Independent Commodity Intelligence Services (ICIS), dalam sebuah publikasi daring, menyampaikan bahwa terdapat permintaan semikonduktor secara global yang meningkat, khususnya untuk alat-alat elektronik, seperti televisi, telepon genggam, hingga konsol game. Di sisi lain, pada 2020, permintaan dari sektor otomotif turun karena penjualan melorot akibat pandemi.

Akibat dari perpaduan berbagai situasi ini, maka terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. Produksi semikonduktor dunia belum mencapai titik aman, sementara terdapat penumpukan pesanan di sektor otomotif yang jumlahnya terus bertambah.

Kepada Fortune Indonesia, Bob Azam menyampaikan bahwa TMMIN juga terdampak oleh krisis ini, namun tidak mempengaruhi produksi. “Kita relatif aman saat ini, tapi ke depan untuk nambah kapasitas tidak mudah,” ucapnya.

Sebelumnya, kabar serupa datang dari PT Honda Prospect Motor (HPM) yang terpaksa menjual produknya secara inden. Beberapa unit yang terdampak, seperti Honda Brio, CR-V, dan HR-V.

“Kondisi pandemi saat ini memang berdampak terhadap jaringan pasokan komponen untuk sebagian produk secara global,” kata Business Innovation and Sales & Marketing HPM, Yusak Billy saat menjawab pertanyaan Fortune Indonesia.

Related Topics