Garuda Indonesia Mulai Kembalikan Pesawat Bombardier Secara Bertahap
Langkah ini jadi bagian restrukturisasi Garuda Indonesia.
03 August 2022
Jakarta, FORTUNE – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, mulai mengembalikan pesawat Bombardier CRJ-1000 secara bertahap ke Mitsubishi Heavy Industries (MHI) RJ Facility Service Centre, di Tucson, Arizona, Amerika Serikat. Tahapan pengembalian ini diawali dengan dua armada bernomor registrasi PK-GRQ dan PK-GRN.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menagatakan pengembalian ini merupakan bagian tindak lanjut dari kesepakatan negosiasi bersama lessor Bombardier CRJ-1000, yakni Nordic Aviation Capital (NAC) serta Export Development Canada (EDC).
“Pengembalian armada CRJ ini menjadi langkah berkelanjutan perusahaan dalam upaya restrukturisasi armada yang diselaraskan dengan optimalisasi cost structure, guna menjadikan Garuda Indonesia sebagai entitas bisnis yang semakin agile dan adaptif,” ujar Irfan dalam keterangan resmi yang diterima Fortune Indonesia, Rabu (3/8).
Menurutnya, pengembalian armada diharapkan menjadi langkah transformasi Garuda Indonesia dalam memperkuat fundamen operasional yang lebih solid. Hal ini juga direalisasikan dengan mengoptimalkan utilisasi armada serta penyesuaian alat produksi termasuk spesifikasi pesawat yang disesuaikan dengan segmentasi dan karakteristik pasar.
Pengembalian Boeing 737 Max-8
Pada pertengahan Juli 2022, Garuda Indonesia juga telah mengembalikan satu-satunya armada Boeing 737 Max-8 dengan nomor registrasi PK-GDA kepada lessor Bocomm Leasing di Belanda.
Langkah ini lantas ditindaklanjuti dengan membuat kesepakatan bersama lessor terkait, baik melalui perubahan atau perpanjangan kontrak sewa, seperti penerapan skema pembayaran biaya sewa pesawat power by-the-hour. Nantinya, Perusahaan akan membayar biaya sewa berdasarkan jam terbang pesawat.
Langkah selanjutnya
Sementara, untuk memberikan berbagai alternatif destinasi penerbangan internasional bagi para pengguna jasa, Garuda Indonesia akan mengoptimalkan sinergi bersama dengan airline partner baik melalui skema interline maupun codeshare.
“Kami juga akan terus mengevaluasi kondisi rute yang beroperasi dengan menyesuaikan jenis armada berdasarkan tingkat keterisian penumpang melalui penggunaan armada wide body untuk rute yang memiliki kontribusi positif pada kinerja perusahaan,” kata Irfan.
Selanjutnya, Garuda Indonesia juga akan menambah pengoperasian tiga armada B737-800 NG yang sebelumnya direlokasi oleh lessor. Langkah ini diambil untuk melengkapi proyeksi pengoperasian armada Garuda Indonesia yang diperkirakan akan mencapai 60-70 armada di akhir tahun 2022 mendatang.
Bagian strategi restrukturisasi
Irfan mengatakan, semua langkah tersebut ditempuh Garuda Indonesia sebagai bagian dari strategi restrukturisasi armada, yang sejalan dengan dirampungkannya putusan homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), termasuk intensifikasi rencana strategis Perusahaan dalam rangka percepatan pemulihan kinerja.
Melalui berbagai langkah strategi ini, Garuda Indonesia berhasil menekan biaya sewa untuk pesawat narrow body hingga di kisaran 30 persen dan pesawat wide body hingga di kisaran 69 persen.
“Hal ini turut sejalan dengan komitmen kami untuk semakin cermat dan bijaksana dalam mengembangkan langkah ekspansi kinerja dengan basis kebutuhan alat produksi yang lebih terukur dan mengedepankan basis landasan cost leadership dalam setiap prosesnya,” ujar Irfan.
Related Topics
Related Articles