BUSINESS

Hyundai Dukung Pemerintah Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik

EV mewah Hyundai jadi mobil resmi KTT G20 Bali pada 2022.

Hyundai Dukung Pemerintah Bangun Ekosistem Kendaraan ListrikPresiden RI, Joko Widodo dan Global Head Genesis Brand Genesis, Jay Chang, foto bersama Genesis G80 yang jadi kendaraan listrik resmi KTT G20 Bali 2022. (dok. Hyundai)
26 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Hyundai Motor Group mengumumkan bahwa kendaraan listrik Hyundai Genesis Model Electrified G80 sebagai mobil resmi VIP bagi para petinggi negara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun depan. Acara tersebut rencananya akan diadakan di Bali dengan mengangkat tema ‘Recover Together, Recover Stronger’.

“Genesis telah sepenuhnya siap untuk menyediakan dukungan yang diperlukan demi kelancaran konferensi tingkat dunia tersebut,” ujar Jay Chang, Global Head Genesis Brand, dalam keterangan resmi (25/10).

Genesis adalah merek otomotif mewah dalam naungan Hyundai Motor Group. Varian ini dipilih karena menghadirkan sebuah standar baru untuk sedan listrik mewah dengan performa dan teknologi tingkat tinggi. Jenis ini merupakan Electric Vehicle (EV) premium pertama keluaran Hyundai.

Penggunaan kendaraan listrik Genesis bagi para petinggi negara di KTT G20 Bali 2022 selaras dengan upaya pemerintah Indonesia membangun ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Selain untuk memosisikan diri sebagai pelopor kendaraan listrik di Indonesia, penunjukkan G80 juga akan memperlihatkan komitmen Hyundai Motor Group pada Net Zero Emission Roadmap 2021-2060 yang dicanangkan pemerintah.

Hyundai jadi industri otomotif pertama yang hasilkan kendaraan listrik di Indonesia

Selain menyediakan kendaraan listrik resmi KTT G20, Hyundai Motor Group melalui PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) juga akan menjadi industri otomotif pertama di Indonesia yang memproduksi kendaraan listrik. Pada tahap awal yang akan dimulai Maret 2022, HMMI akan menghasilkan 1.000 unit mobil listrik per tahun.

Menanggapi hal ini, dalam pembukaan pameran The Future Electric Vehicle Ecosystem for Indonesia (25/10), Menteri Perindusrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, memberikan apresiasinya. Ia berharap, HMMI menerapkan teknologi industri 4.0 di seluruh lini produksi dan melibatkan Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai bagian dari rantai produksi global perusahaan.

Peta jalan KBLBB dari Kemenperin

Melingkupi dukungan Hyundai pada pembangunan ekosistem kendaraan listrik, Kemenperin menerapkan peta jalan KBLBB. Berdasar atas PP No. 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan, maka Kemenperin merilis dua peraturan lanjutan. 

Pertama adalah Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Dalam Negeri BEV, serta Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 28 Tahun 2020 tentang BEV dalam Keadaan Terurai Lengkap dan Keadaan Terurai Tidak Lengkap.

“Melalui kedua peraturan tersebut, Kemenperin memberikan petunjuk bagi para stakeholder industri otomotif tentang strategi, kebijakan dan program dalam rangka mencapai target Indonesia sebagai basis produksi dan hub ekspor kendaraan listrik,” kata Menperin.

Beralaskan Peta Jalan Pengembangan KBLBB, kata Agus, pengembangan industri diawali melalui skema Completely Knock Down (CKD) sampai dengan tahun 2024, dilanjutkan dengan Incompletely Knock Down (IKD), dan impor secara bagian per bagian. “Skema ini ditujukan agar diperoleh nilai tambah berupa peningkatan nilai TKDN (tingkat komponen dalam negeri) melalui pendalaman manufaktur secara bertahap hingga 2030,” ujarnya.

Dalam peta jalan ini, Kemenperin menargetkan produksi mobil listrik dan bis listrik 600.000 unit pada 2030. Jumlah ini diperkirakan akan mengurangi konsumsi BBM hingga 7,5 juta barrel dan menurunkan emisi CO2 hingga 2,7 juta ton. Target ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29% pada 2030.

Related Topics