BUSINESS

Pandu Sjahrir Ungkap Strategi Bakar Uang Penyebab Badai PHK Startup

Faktor eksternal seperti inflasi juga jadi sebab badai PHK.

Pandu Sjahrir Ungkap Strategi Bakar Uang Penyebab Badai PHK Startupilustrasi PHK (unsplash.com/Christian Erfurt)
07 December 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) jadi momok mengancam bagi perusahaan-perusahaan rintisan atau startup beberapa waktu belakangan. Menurut Founding Partner AC Ventures, Pandu Sjahrir, salah satu penyebab kondisi tersebut adalah strategi ‘bakar uang’ yang banyak dilakukan startup tanpa ada perhitungan yang matang.

Ia menyampaikan bahwa banyak startup yang terjebak pada pengalokasian uang untuk mendapatkan pasar yang besar lewat promosi dan program lainnya. “Anggaran perusahaan terbesar bukan di sumber daya manusia. Banyak perusahaan kini refocus pada bisnis mereka dan mengurangi burning cost, entah di marketing cost, business processing cost, semuanya itu dikurangi secara signifikan,” katanya dalam keterangan, Selasa (6/12).

Menurutnya, badai PHK yang terjadi sudah mengajarkan para startup ini kembali pada fokus bisnis. Pandu menyampaikan bahwa untuk menghadapi 2023 yang diperkirakan tidak menentu, dunia bisnis harus kembali pada tujuannya untuk mengejar profit, daripada sekadar meraih market share yang luas.

“Untuk perusahaan startup baru, kemungkinan kualitas di 2023 bisa sangat bagus, karena kualitas founder sudah berpikir bukan market share tapi cari solusi yang pas dengan capital yang tidak terlalu besar,” ujar Pandu.

Faktor eksternal

Pandu Sjahrir
Pengusaha dan investor, Pandu Sjahrir.

Faktor lain yang mendorong meluasnya badai PHK di startup, menurutnya dari sisi eksternal, seperti kenaikan suku bunga bank sentral global, inflasi, dan perang Rusia-Ukraina. “Kenaikan suku bunga ini mempengaruhi cost of capital yang terjadi di pasar,” katanya.

Menurutnya, startup punya business cycle yang sangat cepat. “Saat tahun 2020 terjadi pandemi, suku bunga menurun, pemerintah membantu dan banyak tumbuh perusahaan teknologi karena banyak shifting dari offline to online. Dan banyak perusahaan teknologi berkembang lebih cepat dari yang diharapkan selama 2020 sampai 2021,” ujarnya.

Situasi ini pun menimbulkan eksploitasi yang tinggi dari pada investor, sehingga berbagai masalah seperti krisis eksternal semacam perang pun tak terantisipasi dengan mumpuni. Akibatnya, PHK pun terpaksa dilakukan.

Bukan gaji SDM

ilustrasi pegawai kantor
ilustrasi pegawai kantor (unsplash.com/Desola Sector 6)

Related Topics