Sandiaga Ungkap 4 Faktor Strategi Promosi Produk Ekraf Agar Dilirik
Potensi ekraf di Indonesia sangat besar untuk dikembangkan.
14 October 2022
Jakarta, FORTUNE – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengungkapkan empat faktor utama yang perlu diperhatikan pelaku ekonomi kreatif (ekraf) sebelum menerapkan strategi promosi.
Pertama, kesanggupan pelaku ekraf menghadirkan produk yang berkualitas tinggi. Kedua, adalah keselarasan harga dengan segmentasi pasar. “Kalau pasarnya harganya 100, kita sesuaikan harganya 100. Jangan dinaikkan karena nanti kalau dinaikkan pembeli merasa terbebani. Tapi kalau kita mengambil segmentasi pasar menengah ke atas, mungkin tidak terlalu berpengaruh,” ujarnya seperti dikutip dari laman Kemenparekraf, Jumat (14/10).
Faktor ketiga, adalah tempat yang mendukung jalur distribusi yang tepat, sederhana, terbuka, dan berkeadilan. "Terakhir (keempat), baru kita bisa dapat menentukan strategi promosi dengan memaksimalkan digitalisasi. Sekarang banyak cara seperti gimmick, promo buy one get one,” ucapnya.
Tekanan situasi global
Menurut Menparekraf, saat ini para pelaku ekraf perlu menerapkan langkah efisiensi, melalui kolaborasi, mengingat situasi global yang tidak pasti dengan ekonomi global yang makin menekan. Harga-harga komoditas kian meningkat dan mengakibatkan ongkos produksi produk dan jasa pelaku ekraf yang juga melonjak.
Meski belum masuk level yang membahayakan, namun pelaku usaha harus mulai waspada. Oleh karenanya, Ekraf yang banyak berbentuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) harus terus diperkuat, karena menjadi penopang perekonomian Indonesia. "Resesi bisa kita hindari kalau revenue kita naik. Bagaimana revenue kita naik? Kita harus dapat memperkuat strategi marketing atau promosi kita," ucap Sandiaga.
Upaya mencapai target nilai ekspor ekraf
Pemerintah menargetkan nilai ekspor ekraf pada 2022 bisa mencapai US$25,14 miliar. Jumlah ini menyesuaikan peningkatan yang terjadi beberapa tahun terakhir, yakni tahun 2020 dengan capaian US$18,8 miliar dan tahun 2021 mencapai US$23,9 miliar.
"Strateginya adalah bagaimana kita mempercepat digitalisasi, kita bantu dengan pelatihan dan pendampingan, upskilling dan reskilling juga newskilling. Misalnya edukasi tentang mengambil foto produk, packaging yang bagus, serta strategi pemasaran,” ujarnya.
Dengan pilar kolaborasi, adaptasi, dan inovasi yang diperkuat dengan konsep 3G (Gerak Cepat, Gerak Bersama, dan Gali Semua Potensi), Sandiaga berharap sektor ekraf dan pariwisata dapat mendukung capaian 1,1 juta lapangan kerja baru berkualitas pada tahun ini, serta 4,4 juta lapangan kerja di tahun 2024.
Ekraf Indonesia secara internasional
Ekonomi kreatif menjadi salah satu penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) nasional sekitar 7,8 persen. Jumlah tersebut ditopang dengan tiga subsektor utama yakni kuliner, fesyen, dan kriya.
Dengan demikian, ekraf memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan. Bahkan, pencapaian kontribusi terhadap PDB tersebut menempatkan Indonesia di urutan ketiga secara global, di bawah Amerika Serikat melalui Hollywood-nya, serta Korea Selatan dengan K-Pop.
Related Topics
Related Articles
Most Popular