Buka Gerai Kedua, Meatguy Steakhouse Andalkan Kualitas Bahan

Jakarta, FORTUNE – Meatguy Steakhouse membuka gerai kedua di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, dengan mengandalkan daging sapi terbaik.
CEO of Meat Universe sekaligus founder dari Meatguy Steakhouse, Dimas Ramadhan Pangestu, mengatakan gerai baru ini akan hadir dengan daging sapi berkualitas yang didatangkan langsung dari peternakan khusus di Australia.
“Peternakan ini 1.000 meter di atas permukaan laut, udaranya bersih, rumput hijau, air sungai yang jernih, dan penuh nutrisi, sehingga sapinya sama sekali tidak mengalami stres,” katanya dalam media gathering sebelum momentum grand launching The Meatguy Steakhouse II SCBD, Kamis (31/5).
Ekosistem pemeliharaan sapi memiliki peran krusial dalam menghasilkan kualitas daging. Restorannya menghadirkan salah satu jenis daging sapi dari perternakan Stone Axe yang, seturut klaim Dimas, belum pernah masuk ke pasar Indonesia sebelumnya.
“Biasanya mereka suplai ke Dubai, Amerika, Eropa, restoran tiga bintang Michelin, dan hotel-hotel bintang lima,” kata Dimas.
Untuk mendapatkan kepercayaan pemasoknya, Dimas mengatakan butuh waktu pendekatan hingga setahun.
Pihaknya juga terus berinovasi untuk bisa menghadirkan daging sapi lokal Indonesia yang memiliki kualitas optimal untuk dijadikan bahan dasar steak.
“Daging sapi lokal kita itu [sebenarnya] tidak ada yang bisa dijadikan steak,” katanya. “Kemungkinan besar dalam setahun ini saya ingin memadukan gen-gen sapi yang full blood seperti Wagyu dengan sapi lokal seperti dari Lombok.”
Proses penting

Untuk menghasilkan daging dengan kualitas terbaik, dia juga harus memperhatikan proses penyimpanan, pemotongan, sampai dengan pengolahan steak.
Dia menerapkan proses dry aging yang akan membantu daging mengalami pelayuan pada suhu yang tidak lebih dari dua derajat Celcius dalam waktu minimal 45 hari.
Dengan proses itu, daging akan mengeluarkan kadar air yang membuat daging menjadi lebih empuk.
“Dan yang kedua, proses ini akan men-develop rasa baru dan meningkatkan rasa daging itu sendiri,” ujarnya.
Menurutnya, jenis sapi sampai cara mengolahnya adalah syarat utama yang harus diperhatikan untuk bisa menghadirkan kualitas steak terbaik.
“Sapi berbeda, cara treat-nya berbeda, alat masaknya berbeda, cara masaknya beda. Itu rumusnya,” kata dia.
Gerai kedua The Meatguy Steakhouse

Dimas berharap Meatguy Steakhouse II SCBD bisa menjadi restoran steak premium pertama di Indonesia yang sepenuhnya dimiliki dan dikelola oleh warga negara Indonesia, yang mungkin bisa berekspansi ke mancanegara.
"Ini konsepnya bukan fine dining, tapi experienced dining," katanya.
Dalam menjalankan bisnis ini, Dimas bermitra dengan Teuku Yudi, yang berperan sebagai Executive Chef Meatguy Steakhouse. Yudi mengungkapkan salah satu hal spesial The Meatguy Steakhouse adalah penggunaan kayu bakar sebagai energi utama untuk membuat steak.
“Kami ingin mengembalikan pembuatan steak ke hukum asalnya, dengan kayu dan aroma dan proses yang bertahap dalam waktu tertentu,” ujarnya.
Meatguy Steakhouse membuka gerai pertamanya di kawasan Bintaro. Sementara pada gerai di kawasan premium SCBD menerapkan konsep yang berbeda dari gerai pertamanya. Salah satunya, penyediaan ruang VIP, ruang mengisap cerutu, hingga bar yang menyediakan berbagai minuman beralkohol.
Menurut Yudi, kunci untuk mencapai target Meatguy Steakhouse adalah selalu rendah hati dan tidak mudah merasa puas.
“Kami meraih sesuatu, tapi ini baru 40 persen dari kapasitas kami. Jadi, kami masih bisa push lagi untuk menargetkan sesuatu yang lebih tinggi lagi,” katanya.