Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
https://www.dbs.com/indonesia-bh/blog/live-kind/mengenal-wirausaha-pengelolaan-sampah-inovatif-di-dunia.page
https://www.dbs.com/indonesia-bh/blog/live-kind/mengenal-wirausaha-pengelolaan-sampah-inovatif-di-dunia.page

Intinya sih...

  • BPI Danantara memprioritaskan Jakarta membangun PLTSa

  • Proyek perdana dijadwalkan meluncur pada akhir Oktober 2025

  • PLTSa akan digarap di 33 kota, dengan Jakarta mendapat porsi terbesar

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menegaskan rencana ambisiusnya membangun pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di sejumlah kota besar Indonesia, dengan Jakarta menjadi prioritas utama. Proyek perdana dijadwalkan meluncur pada akhir Oktober 2025.

CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyebutkan program PLTSa akan digarap di 33 kota, tapi Jakarta akan mendapat porsi terbesar dengan empat hingga lima lokasi. Menyusul kemudian adalah Bandung, Surabaya, Semarang, hingga Bali.

“Sebagian Bali menyusul,” kata Rosan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengolah Sampah Menjadi Energi (Waste to Energy) di Wisma Danantara, Selasa (30/9).

Menurut Rosan, pembangunan PLTSa menjadi solusi darurat atas persoalan sampah yang kian mengkhawatirkan. Saat ini, Indonesia menghasilkan sekitar 35 juta ton sampah per tahun atau setara dengan 16.500 lapangan bola. Jika sampah tersebut disebar di Jakarta, maka seluruh wilayah kota bisa tertutup lapisan sampah setebal 20 sentimeter.

“Darurat sampah ini sudah semakin luar biasa, tidak hanya di Jakarta, tetapi banyak di kota-kota besar lainnya. Kami meyakini bahwa waste to energy adalah solusi jangka panjang yang bisa menyatukan isu lingkungan, kesehatan, dan energi,” ujarnya.

Danantara akan bermitra dengan penyedia teknologi dalam membangun PLTSa, sementara PT PLN (Persero) akan menyerap listrik yang dihasilkan. Setiap 1.000 ton sampah diperkirakan mampu menghasilkan kapasitas listrik sekitar 15 megawatt per hari. Energi tersebut bisa memasok kebutuhan hingga 20.000 rumah tangga.

Selain itu, Rosan menekankan manfaat lain dari PLTSa, yakni mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 50-80 persen, menyediakan sumber energi terbarukan, dan menghemat hingga 90 persen penggunaan lahan untuk penampungan sampah.

Demi memastikan keberhasilan proyek ini, Rosan mengajak pemerintah daerah berperan aktif menyediakan sampah.

“Kami harapkan kontribusi pemda dalam menyediakan 1.000 ton sampah per hari agar bisa menghasilkan energi 15 megawatt,” ujarnya.

Dengan terobosan ini, Danantara berharap Indonesia dapat keluar dari fase darurat sampah sekaligus mendorong transisi energi menuju sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan.

 

Editorial Team