JSS 2025 Hadirkan Solusi dari 11 Anak Muda, Isu Sampah Jadi Sorotan

- Jakarta Scholars Symposium (JSS) 2025 dihadiri oleh 11 anak muda yang mempresentasikan solusi berbasis riset untuk tantangan bangsa.
- Salah satu sorotan utama adalah presentasi Walter Kusuma mengenai krisis sampah di Jakarta.
- Forum inovator muda ini juga diramaikan oleh riset dari 10 anak muda lainnya.
Jakarta, FORTUNE - Forum inovator muda, Jakarta Scholars Symposium (JSS), telah diselenggarakan untuk keempat kalinya pada 28 Mei 2025. Bertempat di Soehanna Hall, The Energy Building SCBD, Jakarta, simposium ini sukses menjadi panggung bagi 11 siswa terpilih yang mempresentasikan solusi berbasis riset untuk berbagai tantangan bangsa.
Acara ini melanjutkan tradisinya sebagai wadah pertukaran ide dan kolaborasi antara pelajar, peneliti, dan akademisi. Di antara beragam inovasi yang ditampilkan, presentasi mengenai krisis sampah di Jakarta menjadi salah satu sorotan utama, menawarkan perspektif baru tentang peran dunia usaha dalam transisi menuju ekonomi sirkular.
Sorotan tersebut datang dari Walter Kusuma melalui presentasinya yang berjudul “After the Bin”. Melalui risetnya, Walter mengangkat fakta bahwa sistem pengelolaan di Jakarta belum mampu mengolah sebagian besar sampah secara efektif, sementara kesadaran untuk memilah sampah masih rendah.
Menurut Walter, banyak orang menganggap pemilahan sampah sia-sia karena dianggap tidak efisien, mahal, atau percuma karena semua sampah akan berakhir di tempat yang sama. Untuk menjawab tantangan ini, ia mengajukan ide agar sektor bisnis menerapkan praktik pemilahan sampah yang terstruktur, yang tidak hanya mendukung tujuan lingkungan tetapi juga menciptakan nilai ekonomi nyata.
Risetnya menunjukkan pemilahan sejak dari sumber dapat menekan polusi, menjaga sumber daya, dan membuka peluang baru di industri daur ulang. Walter membayangkan sebuah masa depan ketika limbah bukan lagi beban, melainkan sumber daya untuk perubahan.
Selain Walter, panggung JSS 2025 juga diramaikan oleh riset dari 10 anak muda lainnya, yakni Justin Tjitra, Gracelyn Atmadja, Vincent Tjoa, Ronald Tranggono, Amanda Widjanarko, Kristopher Gondokusumo, Alvernia Liu, Kayson Sunjoto, Misha Oen, dan Kay Hartono.
Topik yang mereka angkat sangat beragam, mencakup isu-isu penting seperti pengembangan biofuel, analisis isu sosial, reformasi pendidikan, kajian budaya, hingga strategi pembangunan kota.