BUSINESS

Ajukan Pailit di AS, Ini 4 Alasan Revlon di Ambang Kebangkrutan

Bermula dari salon kecantikan hingga ajukan pailit.

Ajukan Pailit di AS, Ini 4 Alasan Revlon di Ambang KebangkrutanEtalase revlon di pusat perbelanjaan. Shutterstock/Everything You Need
21 June 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Jenama kosmetik kenamaan, Revlon.Inc (Revlon) di ambang kebangkrutan. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1932 ini mengajukan pailit kepada pengadilan di Amerika Serikat. Kabar pailit Revlon tentu saja mengejutkan bagi pencinta kosmetik, khususnya penggemar brand ini. Maklum saja, Revlon memiliki sejumlah item legendaris yang sayang jika hilang begitu saja dari pasaran. 

Selain merek Revlon, perusahaan juga produsen untuk berbagai item kecantikan lainnya seperti Elizabeth Arden, Almay dan Cutex. Ada juga sejumlah produk parfum, misalnya kolaborasi dengan Christina Aguilera dan Britney Spears.

Bagaimana nasib produknya? Produknya masih bakal tetap tersedia. Presiden dan Chief Executive Revlon, Debra Perelman mengatakan, pengajuan kebangkrutan akan memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan sejumlah produk ikonik yang jadi andalan selama ini. 

"Sambil memberikan jalur yang lebih jelas untuk pertumbuhan kami di masa depan," katanya, dikutip dari BBC, Selasa (21/6).

Revlon mengajukan dokumen pailit chapter 11, sesuai aturan di AS, yang membuat perusahaan ini bisa terus beroperasi saat sedang menyusun rencana untuk membayar krediturnya. Artinya, produk masih akan beredar di pasaran meskipun telah mengajukan pailit. Dengan mengajukan Chapter 11 Bankruptcy ini, maka “sesepuh” beauty brand dunia ini masih akan bisa beroperasi untuk membayar kepailitannya.

Bermula dari salon kecantikan

source_name

Perusahaan ini bermula dari sebuah salon kecantikan yang didirikan oleh Elizabeth Arden pada 1910. Arden sendiri merupakan sosok pertama di industri kosmetik yang melatih dan mengirim tim demonstran keliling dan berjualan.

Dengan kata lain Arden merupakan pebisnis di bidang kosmetik pertama yang menggunakan sales dalam penjualan produknya. Selain itu Elizabeth Arden adalah orang pertama yang menggunakan humas pribadi dan mempekerjakan kolumnis Hollywood Hedda Hopper untuk mewakili dirinya dan perusahaan.

Berkat itu kepopuleran produk-produknya kian merambah di tengah masyarakat. Hingga akhirnya pada 1921, Salon Elizabeth Arden beserta produknya berkembang secara internasional (London, Paris, dan Nice).

Barulah pada 1932, perusahaan Revlon ini didirikan. Perusahaan ini dibangun oleh Saudara Charles dan Joseph Revson dan Charles Lachman atas salon Elizabeth Arden. Sejak saat itu perusahaan kecantikan ini kian berkembang, hingga akhirnya pada 2022 Revlon mengajukan kebangkrutan.

Revlon sendiri memiliki kini beroperasi di 150 negara dengan berbagai variasi produk termasuk kosmetik, cat kuku hingga pewarna rambut. Di Tanah Air, Revlon Indonesia berada dalam naungan Tempo Scan Group yang memegang lisensi brand tersebut sejak tahun 1989.  Via akun Instagram, Revlon Indonesia telah menyatakan jika perusahaannya akan tetap beroperasi seperti biasa. Dikatakan jika berbagai produknya akan tetap tersedia sembari meluncurkan berbagai inovasi terbaru.

Sebenarnya faktor apa saja yang menjadi alasan Revlon di ambang kebangkrutan?

Terlalu banyak utang

source_name

Related Topics