BUSINESS

Sukses Pasarkan Vivan, CEO Wook Ingin Digitalisasi Toko Tradisional

Memperkuat teknologi dan digitalisasi lewat aplikasi.

Sukses Pasarkan Vivan, CEO Wook Ingin Digitalisasi Toko TradisionalDok. PT Wook Global Technology
28 December 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Siapa yang tidak kenal brand Vivan di Indonesia? Pengguna aktif smartphone pasti mengenalnya sebagai barang yang wajib dibawa kemana-mana untuk memastikan baterai ponsel tetap menyala meski tengah jauh dari jangkauan stop kontak listrik.

Keberhasilan Vivan sebagai merek pengisi daya portabel (powerbank) pilihan utama konsumen di Indonesia, tak lepas dari tangan dingin CEO PT Wook Global Technology, Xu Long Hua. Bahkan jenama tersebut terus berkembang merambah produk kabel data, charger, speaker, hingga hidrogel dalam enam tahun terakhir. 

Keberhasilan itu pula yang mengantarkan Xu Long Hua masuk ke dalam jajaran Global 100 outstanding chinese versi Forbes. Dilansir dari Forbes, Xu Long Hua masuk ke dalam 35 daftar nama untuk kategori Top of The Profession. Xu Long Hua pun bersanding dengan beberapa CEO dari perusahaan ternama dunia seperti CEO TikTok Zhou Shou Zi, Vice president of sales and marketing for Nvidia Asia Pacific Zheng Yita, dan Global business leader PayerMax, Stella Wu.

Menjadi platform e-commerce S2B2C (Supplier to Business to Customer) pertama di Indonesia, PT Wook Global Technology terbilang sukses dalam merajai pasar Indonesia untuk aksesori gadget dan perangkat elektronik.

Tak cepat puas, setelah sukses mengembangkan Vivan, pria yang akrab disapa Mr. Xu ini punya misi lain. Ia kini tengah fokus melakukan digitalisasi toko-toko tradisional di Indonesia agar mampu memasarkan produk-produk berkualitas dengan harga terjangkau. Salah satu caranya, yakni dengan menghubungkan secara langsung pemilik toko tradisional dengan pabrik-pabrik yang ada melalui aplikasi digital. 

Memperkuat teknologi dan digitalisasi

CEO PT Wook Global Technology, Xu Long Hua/Dok. PT Wook Global Technology

Aplikasi digital yang diberi nama Wook tersebut mampu memangkas panjangnya proses bisnis yang selama ini menjadi penyebab tingginya harga jual barang di toko-toko tradisional ke konsumen. 

"Bisnis proses selama ini kan awalnya barang dari pabrik, ke pihak brand, lalu masuk ke importir, terus ke MD, barulah masuk ke toko-toko kecil di bawahnya. Sistem ini terlalu banyak lapisannya sehingga jadi tidak efisien, terutama dari sisi harga. Itulah yang menginspirasi saya menginisiasi aplikasi Wook," katanya. 

Munculnya startup di bidang marketplace dan transportasi daring pun turut menginspirasinya mendirikan Wook Global Technology. yakni  Dia menyadari peran teknologi mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas usaha secara bersamaan. 

Meski sama-sama berbasis teknologi, Mr. Xu menjelaskan, Wook menawarkan layanan berbeda dibanding marketplace lainnya. Aplikasi digital yang dibangun sejak tahun 2016 tersebut mengusung skema bisnis ke bisnis, bukan bisnis ke konsumen. 

Visinya menghadirkan digitalisasi ke tengah toko-toko tradisional di Indonesia pun mendapat sambutan manis. Pemilik toko yang terdaftar dalam aplikasi Wook terus bertambah setiap tahunnya, di mana jumlahnya kini sudah mencapai puluhan ribu member.

Perusahannya kini memiliki 36 cabang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dengan mempekerjakan lebih dari 600 sales untuk melayani pemilik toko tradisional yang sudah teregistrasi dalam aplikasi Wook.

"Model bisnis kami itu menggabungkan online dan offline, tapi untuk supply chain sudah menggunakan digitalisasi. Customer (pemilik toko) biasanya melakukan pemesanan melalui aplikasi, tetapi kami tetap punya tim sales yang bisa memberikan pelayanan dan support," ujarnya.

Xu optimistis bahwa mimpinya mendigitalisasi toko-toko tradisional di Indonesia dapat terlaksana, sebab pihaknya terus berupaya memperluas jaringan ke produsen-produsen penghasil produk berkualitas yang ada di dalam dan luar negeri. Selain itu, memperluas pasar dengan menggandeng berbagai brand ternama yang tenar di pasar global. Wook sudah melakukan ekspansi ke Vietnam, Thailand, Filipina, dan dalam waktu dekat ke Malaysia. 

Langkah tersebut diakuinya sekaligus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia sesuai arahan Presiden Joko Widodo. 

"Saya teringat pesan Pak Jokowi untuk mengembangkan digitalisasi, jadi ini salah satunya. Saya berharap dengan adanya Wook ini bisa mendigitalisasikan apa yang ada di Indonesia, baik retail maupun offline,” ujarnya.

Dia menambahkan, langkah itu agar orang Indonesia bisa upgrade dan memiliki berbagai alternatif kanal penjualan.

“Bisa ada jaminan untuk mereka, sehingga orang-orang yang punya toko lebih rileks dan gampang. Memberikan produk yang lebih bagus dan kualitas yang bagus juga," katanya.

Indonesia rumah kedua

Xu Long Hua sudah sebelas tahun tinggal di Indonesia. Warga negara Tiongkok ini merasakan Indonesia sudah seperti rumah kedua. "Saya merasa saya ini orang Indonesia. Saya sering kunjungan ke pasar. Ke luar kota sampai kabupaten atau daerah pedesaan. Saya sering bertemu dengan customer, paling tidak ada 5000 customer yang pernah saya temui," ujar penggemar sop buntut ini.

Sebelum membangun PT Wook Global Technology, dia bekerja di industri televisi di Cina. Dia juga pernah bekerja di bidang marketing, manajer, regional manajer sebelum memutuskan membangun bisnisnya sendiri. 

Berasal dari desa, membuatnya menyukai petualangan. Xu dengan tas ranselnya sering ke daerah untuk bertemu langsung dengan pemilik toko yang menjadi pelanggan Wook. Sampai saat ini, tak kurang dari lima ribu customer yang sudah ia temui.

Meski menjadi pimpinan perusahaan, Xu sering membangun interaksi dengan karyawan di segala tingkatkan. Dia mendorong seluruh karyawan untuk membangun optimisme karena siapapun punya hak untuk berhasil dan hidup lebih baik. 

Tak kalah penting, dia meminta seluruh karyawan untuk saling menghormati dan bertanggung jawab terhadap tugas masing-masing.

"Perusahaan ini cukup simpel. Tidak peduli dengan latar belakang, pendidikan, ras, suku, agama, kulit. Asalkan kita berusaha, menciptakan nilai, baik bekerja, ada kontribusi, semua kesempatan pasti ada," katanya, menegaskan.

Related Topics