BUSINESS

Koleksi NFT, Ini Kata Cipta Ciputra Manfaat dan Konsep Blockchain

Blockchain jadi teknologi yang junjung transparansi.

Koleksi NFT, Ini Kata Cipta Ciputra Manfaat dan Konsep BlockchainEnkripsi blockchain untuk mata uang kripto, internet of things, cloud computing. Shutterstock/Immersion Imagery

by Eko Wahyudi

05 May 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Blockchain pada saat ini menjadi suatu keniscayaan. Nyaris tiap aktivitas yang berlangsung dalam ekosistem blockchain dapat ditelusuri. Itu sebabnya Cipta Harun Ciputra, manajer pemasaran salah satu raksasa properti Tanah Air dan juga penghobi NFT, leluasa saja mengatakan semua yang terjadi dalam ranah NFT dapat dilihat.

“Misalnya saja saham. Kita enggak tahu siapa yang punya saham paling gede (pada suatu portofolio), siapa yang jual terakhir yang bikin harga bisa turun. Kalau di blockchain, siapa yang lagi jualan, siapa yang lagi beli dan berapa banyak,” ujarnya kepada Fortune Indonesia pada akhir Februari lalu.

Dalam kasus aktivitas NFT, menurut Cipta, misalnya, orang yang memiliki akses terhadap internet dapat mengikutinya dengan terbuka via berbagai sumber seperti OpenSea, DappRadar, atau Ninjalerts.

Orang lain bisa tahu dari mana dia dapat proyek NFT apa, berapa nilai yang harus ditebusnya, atau berapa banyak dia pegang NFT, beserta jenisnya. “Enggak bisa bohong,” kata cucu Ciputra ini.

Sebagai informasi, berdasar laporan Majalah Fortune Indonesia yang terbit pada Maret 2022, analogi sederhana untuk memahami blockchain layaknya dokumen Google Doc. 

Saat seseorang membuat dokumen dan membagikannya dengan sekelompok orang, dokumen tersebut mengalami pendistribusian, bukan penyalinan atau transfer.

Karena itu, masing-masing orang dapat memiliki akses atasnya pada saat bersamaan. Karena itu, perubahan apa pun terjadi secara telanjang dan terekam secara real-time sejauh akses terhadap internet lancar.

Memang, sebenarnya blockchain lebih kompleks dari itu. Kendati demikian, setidaknya, prinsipnya terwakili. 

Kadang dirujuk sebagai teknologi buku besar terdistribusi (distributed ledger technology atau DFT), blockchain memungkinkan sejarah aset digital mana pun tidak dapat diubah dan menjadi transparan berkat mekanisme desentralisasi dan fungsi kriptografis.

“Blockchain adalah suatu sistem yang bisa memvalidasi semua transaksi secara transparan. Makanya, hak kepemilikan bisa diadakan gara-gara teknologi blockchain,” ujar Steven Suhadi, salah satu pendiri Asosiasi Blockchain Indonesia, kepada Fortune Indonesia September lalu.

Masa depan blockchain

Penerapan teknologi blockchain jauh melebihi aset kripto atau NFT belaka. Banyak aplikasi berbasis blockchain sudah berlaku di dunia nyata seperti berbagi data kesehatan secara aman, penelusuran royalti musik, sistem pelacakan antipencucian uang, pemilihan suara, dan sebagainya. 

Nantinya, blockchain akan menjadi tulang punggung Web3 yang bakal memungkinkan siapa pun berpartisipasi tanpa terkena monetisasi atas data pribadinya. Kita bukan hanya bisa membaca atau menulis, tapi juga memiliki konten tersebut. 

Bandingkan dengan Web2 ketika internet dikuasai banyak perusahaan yang menawarkan layanan demi beroleh data pribadi pengguna, seperti terjadi lebih dari sedekade belakangan saat sandaran besarnya adalah konten dari pengguna (user-generated contents). Kata kuncinya adalah sosial dan interaktif. Di antara perusahaan yang besar adalah YouTube, Facebook, dan Twitter). 

Artikel lengkapnya dapat dibaca pada Majalah Fortune Indonesia bertajuk “Minting New Life”.

Related Topics