BUSINESS

Kunjungan Meningkat, Biaya Sewa Gerai di Mal Diproyeksikan Naik

Tingkat kunjungan mal berangsur pulih usai PPKM dihapus.

Kunjungan Meningkat, Biaya Sewa Gerai di Mal Diproyeksikan NaikWarga melintasi toko di pusat perbelanjaan Rangkasbitung, Lebak, Banten, Kamis (9/12/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/rwa.
by
04 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Konsultan properti, Colliers Indonesia, memproyeksikan total biaya sewa gerai di pusat perbelanjaan atau mal tahun ini naik. Pasalnya, pemerintah telah mencabut kebijakan PPKM pada Jumat, 30 Desember 2022, yang kelak berdampak pada tingkat kunjungan mal.

Senior Associate Director Colliers Indonesia, Ferry Salanto, menjelaskan kenaikan harga sewa gerai diperkirakan paling minim menyesuaikan tingkat inflasi nasional. Penyesuaian dilakukan karena kondisi pusat perbelanjaan yang sudah defisit selama pandemi karena merosotnya kunjungan.

“Penyesuaian tarif tidak bisa dipukul rata, namun diperkirakan akan dilakukan oleh mal dengan tingkat hunian serta tingkat kunjungan yang stabil dan tinggi,” kata Ferry dalam konferensi pers virtual, Rabu (4/1).

Hingga akhir 2022, tarif sewa gerai yang ditawarkan di Jakarta tidak berubah, yakni Rp566.095 per meter persegi. Sedangkan di wilayah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, tarifnya Rp380.961 per meter persegi—sedikit terkoreksi karena jumlah pasokan melimpah.

Biaya pemeliharaan mal di Jakarta cenderung lebih stabil pada Rp149.166 per meter persegi. Sedangkan di wilayah penyangga, ongkos yang harus dikeluarkan Rp118.166 per meter persegi.

“Di sisi lain, secara tingkat kunjungan mal terus membaik mendekati normal. Namun, masuknya pasokan baru membuat tingkat hunian jatuh di bawah 70 persen,” ujarnya.

Gerai makanan tarik pengunjung ke mal

Dari sisi tren, Ferry menyebut para pemilik gerai akan lebih mengakomodasi gaya hidup yang menjadi pilihan konsumen. Hal ini khususnya pada gerai di bidang food and baverage (F&B) baik lokal maupun internasional.

Para pengembang juga berusaha menyediakan ruang terbuka di dalam mal, seperti amphitheater dan ruan makan terbuka. Beberapa mal melakukan peremajaan dan rekonstruksi layout penyewa.

Retailer pakaian terutama kategori sportswear and footwear terus berekspansi. Surabaya masih menjadi pilihan lokasi ekspansi bagi para retailer, terutama setelah mereka membuka gerai di kota besar lainnya seperti Jakarta,” tuturnya.

Tidak ada penambahan mal

Semakin terbatasnya ketersediaan lahan di Jakarta membuat proyek pusat perbelanjaan atau mal baru semakin menipis. Alhasil, pengembang berbondong-bondong melihat potensi pembangunan mal di luar Jakarta.

Ferry mengatakan pada 2022 tidak ada penambahan mal di Jakarta. Hingga kini jumlahnya tetap 4,86 juta meter persegi.  

“Mal yang sedang dalam tahap konstruksi lebih banyak berada di Bodetabek, estimasi sekitar 70 persen dari total pasok mendatang di Jabodetabek hingga 2025,” ujarnya.

Related Topics