BUSINESS

OPEC Tingkatkan Pasokan, Harga ICP Turun US$67,80 per Barel

ICP turun US$4,37 per barel dari bulan Juli lalu.

OPEC Tingkatkan Pasokan, Harga ICP Turun US$67,80 per BarelShutterstock/Maksim Safaniuk
by
03 September 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada bulan Agustus 2021 ditetapkan sebesar US$67,80 per barel atau turun US$4,37 per barel dari bulan Juli lalu, yaitu US$72,17 per barel. Penurunan ini salah satunya dipicu oleh tingginya proyeksi Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) akan produksi minyak naik sebesar 24 ribu barel per hari menjadi 64 juta barel per hari pada tahun 2021 ini.

"Pasokan minyak diproyeksi naik baik dari OPEC maupun Internasional Energy Agency (IEA). Faktor ini cukup punya pengaruh kuat dalam pergerakan ICP bulan Agustus," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangannya, Jumat (3/9).

Agung mengungkapkan laporan IEA mencatat adanya peningkatan pasokan minyak dunia di bulan Juli 2021 sebesar 1,7 juta barel per hari menjadi 96,7 juta barel per hari. "Ini diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa bulan ke depan," ujarnya.

1. Sentimen yang pengaruhi ICP

Faktor lainnya berupa penurunan tingkat pertumbuhan perekonomian di Amerika Serikat sebesar -0,3 persen dibanding perkiraan bulan sebelumnya menjadi 6,1 persen. Selain itu, berdasarkan laporan EIA terjadi tren peningkatan stok distillate di Amerika Serikat sebesar 600 ribu barel dibanding periode yang sama pada bulan sebelumnya, menjadi 138,5 juta barel.

Secara detail, Tim Harga Minyak Mentah Indonesia menyoroti penyebab penurunan ICP dari geopolitik di kawasan Asia Pasifik. Adapun dua penyebab utama adalah, punurunan impor India sebesar 200 ribu barel per hari atau 5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

 Kemudian penurunan impor minyak mentah  Jepang sebesar 480 ribu barel per hari dibanding bulan sebelumnya, yang disebabkan oleh pembatasan mobilitas penduduk untuk mengantisipasi penyebaran virus corona varian delta.

2. Pertumbuhan GDP Tiongkok pengaruhi ICP

Penyebab lainnya adalah penurunan pertumbuhan GDP di Tiongkok menjadi sebesar 7,9 persen pada kuartal 2 tahun 2021. Itu lebih rendah jika dibandingkan kuartal 1 tahun 2021 sebesar 18,3 persen. Kemudian untuk proyeksi tahun 2022 terdapat penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar -0,3 persen menjadi 6 persen.

Related Topics