BUSINESS

Penerbangan Pulih, AP I Optimistis Penumpang Lampaui Target RKAP

AP I menyebut sektor penerbangan telah pulih dari pandemi.

Penerbangan Pulih, AP I Optimistis Penumpang Lampaui Target RKAPPenumpang pesawat maskapai penerbangan Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ938 dari Singapura tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (16/2/2022). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.
by
07 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Angkasa Pura I atau AP I optimistis jumlah penumpang kumulatif mencapai 50 juta pada 2022. Dengan demikian, jumlahnya akan melebihi target yang ditetapkan pada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2022, yakni 38 juta orang.

"Sampai dengan akhir Oktober saja sudah 43 juta," kata Direktur Utama AP I, Faik Fahmi, kepada wartawan di Kementerian BUMN, Senin (7/11).

Saat ini, AP I mengelola bandar udara untuk wilayah timur Indonesia dengan total 15 bandara.

Faik memberikan penekanan pada penerbangan internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, yang baru berjalan pada April 2022.

"Di Mei mulai ada traffic. Waktu itu rata-rata per hari sudah 4.000 penumpang, tapi di Juni rata-rata per hari naik 8.000 penumpang per hari. Juli menjadi 12.000 penumpang per hari, jadi naik 4.000 setiap bulan," katanya.

Angka tersebut menunjukkan animo wisatawan Bali telah jauh meningkat dibandingkan masa puncak pandemi Covid-19 pada 2020-2021. Salah satu upaya yang turut mendorong kedatangan para wisatawan adalah pemberian insentif dalam bentuk free landing fee untuk pesawat asing.

Saat ini lalu lintas penerbangan internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai telah mencapai 22.000-24.000 kali per hari.

Peningkatan juga akan kian didorong oleh perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang akan dilaksanakan pada pertengahan November 2022, serta masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

"Dipastikan tahun ini volume traffic pasti akan meningkat signifikan karena masalah pelonggaran protokol kesehatan, jumlah pesawat yang dioperasikan semakin hari semakin banyak. Jadi, ya bisa dipastikan nanti akan lebih bagus dari tahun sebelumnya," ujarnya.

Penerbangan domestik turut berikan dampak positif

Faik mengatakan industri penerbangan di Indonesia menuju kondisi pra-pandemi telah pulih lantaran mengandalkan pasar domestik yang sangat besar. Kondisi ini turut membedakan Indonesia dari negara lain.

"Kita optimistis karena faktor domestik. Kalau saya diskusi dengan pengelola bandara lain di Changi, Incheon, mereka itu hanya bergantung kepada internasional. Masih sangat terbatas pergerakannya karena masing-masing negara masih membatasi," ujarnya.

Saat ini AP I sedang menunggu pulihnya industri penerbangan dari sisi suplai armada pesawat. Sebab, banyak maskapai penerbangan yang terdampak pandemi dan mengurangi pengoprerasian pesawatnya.

"Pesawat yang grounded butuh waktu agar bisa terbang lagi. Perawatan pesawat itu sekarang pada ngantre. Jadi, sekarang ini kondisinya justru demand-nya lebih besar dari supply-nya," kata Faik.

Siap kedatangan tamu KTT G20

Ilustrasi G20. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Related Topics