BUSINESS

Sektor Hulu Migas Butuh Investasi US$13 Miliar pada 2022

Realisasi investasi hulu migas 2021 capai US$10,7 miliar.

Sektor Hulu Migas Butuh Investasi US$13 Miliar pada 2022Dok. Fortune Indonesia
by
17 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan sektor hulu migas membutuhkan investasi hingga US$13 miliar atau setara Rp186 triliun untuk pengembangan, eksplorasi, dan produksi di hulu.

“Jadi untuk memenuhi target investasi ini perlu dilakukan usaha yang besar, dan harus ada kenaikan di kegiatan eksplorasi dan development,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat konferensi pers, Senin (17/1).

Meskipun masih terpengaruh pandemi COVID-19, sektor hulu migas Indonesia, kata Dwi, berhasil melakukan investasi cukup besar pada 2021 dengan realisasi US$10,7 miliar atau Rp153 triliun. Jumlah tersebut meningkat ketimbang realisasi investasi 2020 yang mencapai US$10,5 miliar.

"Investasi yang cukup besar ini dilakukan karena kami menyadari sepenuhnya bahwa ke depan kebutuhan terhadap migas akan semakin besar, jadi kita harus bekerja keras dari hari ini," ujarnya.

Kebutuhan investasi akan terus meningkat

Menurut Dwi, kebutuhan akan investasi untuk mencapai target industri hulu migas bakal semakin meningkat ke depannya. SKK Migas menargetkan pencapaian target produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan produksi gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.

Menurutnya, semua pemangku kepentingan perlu melakukan usaha bersama untuk menciptakan iklim investasi yang mendukung pencapaian target besar tersebut.  

“Dampak positif dari peningkatan produksi migas nasional akan mengurangi current account deficit (CAD), menjaga ketahanan energi nasional, menciptakan lapangan kerja dan penguatan kapasitas perusahaan nasional penunjang industri hulu migas," ujar Dwi.

Harga minyak dunia diprediksi akan meningkat

Dwi mengatakan kegiatan dan investasi di sektor hulu migas dalam jangka pendek diperkirakan akan meningkat seiring pemulihan ekonomi serta pandemi COVID-19 yang semakin tertangani.

"Permintaan minyak meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi dan akan diimbangi dengan pasokan. Pada jangka pendek harga minyak meningkat karena peningkatan permintaan,” ujar Dwi.

Selain itu, porsi bauran energi migas tiap tahun menurun seiring peningkatan persentase bauran energi baru terbarukan. Meski begitu, volume kebutuhan migas akan semakin membesar. Gas bumi juga akan memainkan peran strategis sebagai agen transisi energi.

"Dalam rangka memaksimalkan dukungan industri hulu migas selama masa transisi energi ini, investasi kembali menjadi kunci," ujar Dwi.

Related Topics