Jakarta, FORTUNE - Industri pengolahan non-migas menunjukkan kinerja positif pada Februari 2025 dengan nilai ekspor mencapai US$17,6 miliar, meningkat 3,2 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan kenaikan ini terutama didorong oleh ekspor sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, mengatakan kenaikan harga CPO di Rotterdam menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan ekspor. Lonjakan harga ini tidak hanya meningkatkan volume ekspor, tetapi juga nilai perdagangan CPO ke luar negeri. Selain itu, perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turut berkontribusi terhadap kenaikan nilai ekspor.
"Kami mencermati bahwa ekspor industri pengolahan non-migas naik karena meningkatnya ekspor CPO dan turunannya. Hal ini didorong oleh kenaikan harga CPO di pasar global serta perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," kata Febri saat konferensi pers, Rabu (26/3).
Kenaikan ekspor industri pengolahan non-migas juga berdampak positif terhadap neraca perdagangan Indonesia, yang masih mencatatkan surplus pada Februari 2025. Surplus ini terutama ditopang oleh ekspor CPO dan produk turunannya.