Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Tambang emas dan tembaga di Batu Hijau Sumbawa Barat. (dok. AMMAN)
Tambang emas dan tembaga di Batu Hijau Sumbawa Barat. (dok. AMMAN)

Intinya sih...

  • Harga Patokan Ekspor (HPE) konsentrat tembaga naik 3,18 persen menjadi US$4.550,73 per weight equivalent (WE) pada Mei 2025.

  • Kenaikan HPE dipengaruhi oleh harga tembaga, emas, dan perak yang menguat di pasar global serta tingginya permintaan dari Cina.

  • Impor konsentrat tembaga Cina mencapai 3 juta ton pada April 2025, tertinggi dalam tiga tahun terakhir, yang dapat meredakan tekanan pasokan di dalam negeri.

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah Indonesia kembali menetapkan kenaikan Harga Patokan Ekspor (HPE) untuk komoditas konsentrat tembaga (Cu ≥ 15 persen). Kenaikan ini berlaku pada periode kedua Mei 2025, yakni 15 Mei hingga 31 Mei 2025. HPE rata-rata konsentrat tembaga ditetapkan US$4.550,73 per weight equivalent (WE), naik 3,18 persen dibandingkan dengan penetapan pada periode pertama Mei 2025.

Penetapan kenaikan HPE konsentrat tembaga ini tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1438 Tahun 2025 yang ditetapkan pada 14 Mei 2025.

Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Isy Karim, menjelaskan kenaikan HPE ini tidak terlepas dari penguatan harga komoditas tambang utama seperti tembaga, emas, dan perak di pasar global.

“HPE konsentrat tembaga pada periode kedua Mei 2025 kembali naik dibandingkan dengan periode sebelumnya seiring dengan peningkatan harga tembaga, emas, dan perak. Kenaikan ini mencerminkan permintaan yang masih kuat dan kondisi pasokan global yang terbatas,” kata Isy dalam keterangannya, dikutip Jumat (16/5).

Ia menambahkan, salah satu pendorong utama tren kenaikan harga global ini adalah tingginya permintaan dari Cina, yang merupakan salah satu pasar utama untuk komoditas tambang. Di sisi lain, pasar global saat ini menghadapi pasokan logam yang menipis, sehingga mendorong harga jual naik dan berimbas pada penyesuaian HPE oleh pemerintah.

Isy juga menjelaskan penetapan HPE konsentrat tembaga ini dilakukan berdasarkan masukan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai instansi teknis. Usulan tersebut disusun dengan mengacu pada harga referensi internasional, yakni dari London Metal Exchange (LME) untuk harga tembaga, dan London Bullion Market Association (LBMA) untuk harga emas dan perak.

“Penetapan HPE dilakukan melalui rapat koordinasi antarinstansi yang melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perindustrian,” ujarnya.

Kondisi pasar global yang mendukung kenaikan harga terlihat dari data impor, yang menunjukkan impor konsentrat tembaga Cina melonjak hampir 3 juta ton pada April 2025.

Capaian tersebut menjadi yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir, mencerminkan ketatnya pasokan global dan jatuhnya tarif pengolahan (treatment charges/TC). Laporan Bloomberg menyebutkan lonjakan impor ini berpotensi meredakan tekanan pasokan di dalam negeri Cina sekaligus menjadi katalis positif bagi industri smelter tembaga di sana.

Pasokan dari tambang PT Freeport Indonesia menjadi salah satu faktor kunci yang menopang kebutuhan smelter Cina. Freeport Indonesia sendiri baru mendapat perpanjangan izin ekspor konsentrat dari pemerintah Indonesia pada Maret lalu. Persetujuan ini berlaku hingga 16 September 2025, dengan kuota 1,4 juta wet metric ton, setelah sebelumnya sempat tertunda dua bulan akibat kebakaran smelter baru di Gresik, Jawa Timur. Ketatnya pasokan global juga dipengaruhi oleh gangguan produksi di beberapa fasilitas lain, salah satunya smelter milik Glencore Plc di Filipina.

Editorial Team