Kisah Sukses Tomoro Coffee: Ekspansi, Inovasi & Transformasi

Jakarta, FORTUNE - Di tengah ketatnya persaingan industri kopi yang telah dipadati merek lokal maupun jaringan global, muncul satu nama yang dalam waktu singkat berhasil mencuri perhatian: Tomoro Coffee. Dengan strategi ekspansi agresif, model bisnis terstandarisasi, dan positioning harga terjangkau, Tomoro bukan sekadar pemain baru—ia adalah disrupsi.
Didirikan pada 2022 oleh Star Yuan, pengusaha yang sebelumnya ada di balik OPPO dan J&T Express, Tomoro kini sudah memiliki ratusan gerai di Indonesia, serta mulai menancapkan kaki di pasar regional seperti Singapura, Filipina, dan Cina. Dari awalnya hanya satu gerai di Jakarta Utara, Tomoro berkembang menjadi jaringan yang mengandalkan efisiensi teknologi, inovasi rasa, dan semangat lokalitas—dengan target ambisius membuka 3.000 gerai baru di Asia Tenggara.
Untuk memahami strategi di balik pertumbuhan pesat ini, Fortune Indonesia berbincang langsung dengan sang pendiri, Star Yuan. Dalam wawancara eksklusif ini, ia membeberkan filosofi bisnis, tantangan ekspansi lintas negara, hingga transformasi peran dirinya dalam perusahaan yang kini mengincar posisi sebagai raksasa kopi global, serta langkah restrukturisasi yang dilakukan Tomoro Coffee untuk pengembanga perusahaan.
Q: Apa latar belakang Anda sebelum mendirikan Tomoro Coffee?
Saya memulai karier di sektor teknologi, ikut membesarkan brand OPPO dan perusahaan logistik J&T. Saya juga pernah mendirikan startup jam tangan anak-anak, Imoo. Sayangnya, bisnis itu terpukul pandemi. Tahun 2021, saya memutuskan kembali ke bangku kuliah dan mengambil program Executive MBA di National University of Singapore. Dari sanalah ide mendirikan bisnis kopi mulai muncul.
Q: Kenapa Anda memilih bisnis kopi, bukan sektor lain?
Saya bertanya pada diri sendiri, "Apa bisnis terbaik di dunia? Produk apa yang bisa bertahan lama dan membuat orang bahagia?" Saya sempat tertarik dengan tren milk tea, tapi arah saya kemudian berbelok ke kopi. Setelah bertemu Fish Sun, yang punya pengalaman luas di industri kopi dan pernah bekerja dengan Apple, saya jadi yakin bahwa kopi bukan sekadar minuman, tapi janji akan loyalitas pelanggan.
Q: Bagaimana langkah awal Anda mendirikan Tomoro Coffee?
Pada 11 April 2022, saya dan Fish Sun terbang ke Jakarta dengan modal awal US$10 juta. Kami merancang semuanya dengan cepat—dari nama brand, logo, hingga positioning. Nama Tomoro berasal dari “tomorrow”, simbol harapan akan masa depan yang lebih baik. Logo kucing kami pilih karena mencerminkan kemandirian dan daya tarik universal.
Q: Kapan gerai pertama Tomoro Coffee dibuka dan bagaimana perkembangannya?
Gerai pertama kami buka pada 9 Agustus 2022 di Landmark Pluit, Jakarta Utara. Kami tidak langsung tancap gas, tapi menguji model bisnis, melakukan penyesuaian, bahkan sempat melakukan empat kali pause strategy. Semua itu demi memastikan langkah kami berada di jalur yang benar.
Q: Apa strategi Anda dalam meracik menu yang bisa diterima pasar lokal?
Saya melihat tren gula aren cukup kuat di Indonesia, jadi kami hadirkan Tomoro Aren Latte dengan bahan lokal. Kami juga kembangkan menu khas Indonesia, seperti kopi pandan. Inovasi lain termasuk kerja sama dengan Oatside untuk menyajikan minuman berbasis susu oat. Setiap bulan, kami tambahkan menu baru agar pelanggan selalu mendapat pengalaman segar.
Q: Bagaimana Anda menjaga kualitas kopi di setiap gerai?
Kami punya dua jenis mesin Eversys yang kami sesuaikan dengan kapasitas outlet. Selain itu, kami memberikan pelatihan intensif kepada barista dan memastikan semua mesin dan SOP terstandar. Ini cara kami menjaga konsistensi dan efisiensi operasional.
Q: Bagaimana ekspansi internasional Tomoro Coffee dimulai?
Kami buka gerai pertama di Shanghai pada November 2023, lalu enam gerai di Singapura pada Februari 2024. Kami juga sudah hadir di Filipina dengan 12 gerai. Meski menantang, ekspansi ini mengasah kekuatan operasional kami—terutama menghadapi perbedaan regulasi dan menjaga standar layanan antarnegara.
Q: Bagaimana model waralaba Tomoro Coffee dijalankan di Indonesia?
Kami membuka peluang waralaba dengan biaya sekitar Rp500 juta. Tapi kami sangat selektif. Kami ingin mitra memahami nilai-nilai kami. Pelatihan dan audit rutin adalah kunci untuk menjaga kualitas. Lokasi juga sangat kami perhitungkan—kami bahkan mengeksplorasi area seperti halte Transjakarta dan kawasan perkantoran.
Q: Apa pendekatan Tomoro terhadap keberlanjutan dan industri kopi lokal?
Kami bangga bisa mendukung petani kopi lokal. Salah satunya lewat menu Master S.O.E. Series yang menggunakan biji Kintamani, Bali. Kami juga bangun roastery di Jakarta dengan kapasitas 4.000 ton per tahun. Fasilitas ini pakai teknologi afterburner untuk kurangi polusi hingga 60% dan mendaur ulang limbah jadi pupuk.
Q: Apa langkah besar Tomoro Coffee berikutnya?
Setelah menerima investasi US$60 juta pada Oktober 2024, kami fokus pada penguatan infrastruktur dan promosi. Target kami adalah membuka 3.000 gerai baru di Asia Tenggara, termasuk 1.000 di Indonesia.
Q: Ada perubahan posisi CEO Tomoro Coffee Global pada 2025, apa alasannya?
Benar. Pada Februari 2025, posisi CEO Global diserahkan kepada Lulu Yang, CIO dari Sands Talk Capital yang juga perwakilan pemegang saham Tomoro Coffee. Langkah ini adalah bagian dari transformasi strategis perusahaan yang kini mulai mengalihkan fokus dari ekspansi ke penguatan merek dan digitalisasi. Meski saya bukan CEO lagi, saya tetap menjadi pemegang saham dan terus memantau perkembangan perusahaan.
Q: Apa yang menjadi fokus utama Tomoro Coffee ke depan?
Kami berkomitmen memperkuat merek melalui inovasi layanan dan digitalisasi. Kami sedang mengintegrasikan teknologi AI untuk meningkatkan efisiensi operasional baik di sektor B2B maupun B2C. Tujuan akhirnya adalah memberikan pengalaman kopi berkualitas tinggi dan membangun merek global yang kuat.
Q: Apa filosofi yang Anda pegang dalam membangun bisnis ini?
Saya percaya pada filosofi běn fēn, yakni komitmen penuh terhadap tanggung jawab dan hasil yang ingin dicapai, sambil tetap peduli terhadap orang lain dan lingkungan sekitar. Ini DNA yang ingin saya tanamkan ke seluruh tim di Tomoro Coffee.