BUSINESS

Berkat Efisiensi, Angkasa Pura II Tetap Tangguh Meski Pandemi

Kinerja APII juga terlihat lebih baik daripada API.

Berkat Efisiensi, Angkasa Pura II Tetap Tangguh Meski PandemiSuasana Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (3/12/2021). ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo/nym.

by Luky Maulana Firmansyah

14 December 2021

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Angkasa Pura II (Persero) menyatakan kinerja keuangan perseroan masih terkendali meski tercekik pagebluk COVID-19. BUMN operator bandara ini mengklaim telah melakukan sejumlah efisiensi maupun restrukturisasi demi bertahan di tengah krisis.

“Masalah kondisi keuangan kami cukup beruntung. Komposisi utang masih bisa kami manage,” kata Direktur Utama Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, dalam keterangan kepada wartawan, Senin (13/12).

Berdasarkan laporan keuangan terakhir perusahaan, posisi liabilitas atau kewajiban Angkasa Pura II masih terjaga di kisaran Rp23,76 triliun. Dari jumlah tersebut, 54,6 persennya atau setara Rp12,97 triliun merupakan pinjaman bank baik jangka pendek maupun panjang. 16,8 persen sisanya yang mencapai Rp3,99 triliun adalah utang obligasi.

Kerugian BUMN tersebut pada periode sama Rp1,61 triliun atau naik 91,6 persen secara tahunan (year-on-year) dari Rp838,27 miliar. Kerugian diperkirakan terjadi karena pendapatan menurun 13,7 persen menjadi Rp2,78 triliun.

Meski begitu, posisi kas dan setara kas perusahaan terlihat membaik dengan tumbuh 10,9 persen menjadi Rp1,92 triliun. Namun, perusahaan membukukan penurunan aset 2,1 persen menjadi Rp43,52 triliun.

Menurut Awaluddin, arus kas perusahaan terjaga karena sejumlah pembangunan bandara baru, landas pacu, atau kapasitas bandara rata-rata sudah selesai sebelum era pandemi COVID-19. Perseroan telah menyelesaikan sejumlah proyek strategis termasuk pengembangan terminal 3 Soekarno-Hatta.

Perusahaan juga telah berikhtiar melakukan cost leadership dengan maksimal. Sejumlah pembiayan yang tidak mendesak dipangkas oleh perseroan. Lalu, restrukturisasi dan pendanaan yang efektif dengan obligasi dan tenor lebih panjang. Tak hanya itu, Angkasa Pura II bersama pemasok juga melakukan pembiayaan pemasok.

“Kami juga melakukan pemotongan belanja modal sampai 91 persen pada saat pandemi. Realisasinya pada 2020 hanya Rp712 miliar,” katanya. Menurutnya, penyesuaian belanja modal juga akan dilanjutkan pada tahun ini.

Terlihat lebih baik dari Angkasa Pura I

Perkara lain yang turut menjaga kondisi keuangan perseroan adalah karena dukungan dari penerbangan domestik yang kuat khususnya di bandara Soekarno-Hatta, kata Awaluddin. Rasio pemulihan Soekarno-Hatta saat ini telah mencapai 68–70 persen dibandingkan 2019.

Dalam situasi normal, katanya, bandara di Cengkareng itu 74–78 persen dominan penumpang domestik. Sedangkan, sisanya 22-24 persen dari penerbangan internasional.

“Faktanya kami masih kuat di domestik. Ini yang mungkin membantu dan berbeda dengan (bandara) di Denpasar (Angkasa Pura I) yang memang secara rasio terbalik antara domestik dan internaisonal,” katanya.

Sebelumnya, kinerja Angkasa Pura I tengah disorot oleh Kementerian BUMN lantaran posisi utangnya yang mencapai Rp35 triliun. Itu belum termasuk kerugian bulanan sebesar Rp200 miliar.

Namun jika melihat laporan keuangan per Juni 2021, total liabilitas perseroan mencapai Rp30,41 triliun. Lalu, rugi Angkasa Pura I tercatat Rp1,93 triliun, membengkak dari rugi Rp1,09 triliun pada periode sama tahun sebelumnya. Tahun lalu, Angkasa Pura I rugi Rp2,32 triliun, berbalik dari laba Rp1,45 triliun pada 2019.

Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi, mengatakan situasi sektor pariwisata yang terdampak pandemi turut berimbas pada lalu lintas penumpang di bandara-bandara AP I. Perseroan menyiapkan sejumlah ikhtiar restrukturisasi, seperti asset recycling, intensifikasi penagihan piutang, pengajuan restitusi pajak, efisiensi operasional trafik, simplifikasi organisasi, dan lainnya.