SKU: Pengertian, Fungsi, Contoh, dan Cara Membuatnya
SKU merupakan metode penamaan pada produk barang ritel.
06 March 2023
Jakarta, FORTUNE – Bagi siapa pun yang akan memulai karier atau membangun bisnis, terutama sektor ritel, agaknya perlu memahami istilah stock keeping unit (SKU). Lantas, apa pengertian SKU? Apa fungsinya dan bagaimana penerapannya? Selengkapnya di bawah ini.
Apa itu SKU?
SKU adalah metode penamaan pada tiap produk yang akan ditawarkan atau dijual oleh perusahaan, sebagaimana dikutip dari laman Accurate. SKU ini biasanya berupa deretan angka yang akan dibuat untuk menjadi label pada suatu produk. Artinya, SKU menjadi identitas produk tersebut.
Dalam hal bisnis, pengusaha atau pemilik toko biasanya menetapkan SKU secara mandiri. Karena itu, SKU ini sifatnya tidak universal. Setiap toko memiliki SKU untuk setiap barangnya sendiri.
Biasanya, tiap kategori produk memakai SKU berbeda. Misalnya, SKU antar barang yang dibedakan berdasarkan jenis barang, tipe, dan ukuran produk.
Nantinya, SKU ini akan memudahkan pemilik toko dalam mengidentifikasi tiap produk yang akan dibeli oleh konsumen. Jika ada pembeli yang menginginkan produk tertentu, maka pemilik toko dapat dengan mudah menemukan barang yang diinginkan pembeli berdasarkan kriteria yang dimaksud.
Sejumlah pihak menyebut SKU dengan istilah product number, part number, atau product identifier, demikian menurut laman Akseleran.
Manfaat SKU dan contoh SKU
Dalam konteks bisnis ritel, stock keeping unit adalah pengidentifikasi unik pada sebuah barang yang dijual oleh peritel, menurut laman ekrut.com. Dalam penerapannya, peritel menciptakan suatu kode berdasar atas pelbagai macam karaktetisik dari barang yang dijual.
Dalam arti lain, SKU adalah barcode yang dapat dipindai pada barang-barang yang dijual peritel. Nantinya, label barcode yang tertera akan memudahkan vendor dalam melacak pergerakan barang tersebut.
SKU secara umum berfungsi untuk membantu pebisis dalam melakukan inventarisasi produk baik yang paling diminati maupun sedikit dibeli oleh konsumen. SKU ini juga memudahkan pendataan atas suatu penjualan harian hingga bulanan.
Pada gilirannya, pemilik usaha mampu melakukan perencanaan suplai produk. Stok ulang pada produk tertentu yang ternyata paling banyak diminati konsumen juga dapat segera dilakukan. Selain itu, SKU juga akan memudahkan pengusaha dalam melakukan pendistribusian produknya.
Berikut sejumlah manfaat SKU dalam bidang usaha ritel, dilansir dari laman Accurate.
- Identifikasi spesifikasi barang
Pada bidang usaha retail, suatu jenis barang tertentu mempunyai spesifikasi yang ternyata beragam, mulai dari tipe, merek, warna, ukuran, dll.
Penerapan SKU yang baik adalah yang di dalamnya terdapat seluruh informasi terkait detail barang dimaksud. Dengan begitu, produk akan lebih mudah diidentifikasi.
- Menjaga ketersediaan barang
Dalam bisnis ritel, persedian barang dagangan menjadi urusan penting. Produk dengan kode SKU dapat dipantau dengan baik, mulai dari dikirimkan oleh distributor sampai ke konsumen.
SKU juga berfungsi ketika terjadi barang yang rusak atau cacat.
- Melacak lokasi barang
Penerapan SKU yang jelas dan tepat tentu akan membantu pengusaha dalam mengetahui informasi lokasi produk tertentu disimpan.
- Mengidentifikasi keuntungan suatu barang
Dengan mengimplementasikan sistem SKU yang tepat, pebisnis akan lebih mudah mendapatkan informasi soal penjualan serta keuntungan produknya, bahkan hingga spesifikasi barang berdasarkan merek, jenis, warna, ukuran, dan sebagainya.
Nantiya, informasi tersebut akan menjadi laporan yang membantu pengusaha dalam menentukan barang dengan spesifikasi mana yang harus diinvestasikan maupun dihentikan penjualannya.
Contoh SKU
Seperti dibahas, kode yang dibuat untuk tiap SKU sebaiknya dibuat berdasarkan kategori produk. Untuk lebih mudah memahaminya, bisa disimak ilustrasi berikut ini, sebagaimana dilansir dari laman Akseleran. Ambil misal seorang pengusaha akan menjual tiga produk deterjen. Berikut daftarnya.
- DTJ-MLT-SCH-040-001
DTJ : deterjen (produk)
MLT : Molto (merek)
SCH : scahet (jenis kemasan)
001 : varian wangi (misal: 001 untuk Ultra-Pure, 002 untuk Flower Shower, dan sebagainya)
- DTJ-ATC-RFL-800-001
DTJ : deterjen (produk)
ATC : Attack (merek)
RFL : refill (jenis kemasan)
001 : varian wangi (misal: 001 untuk Romantic Flower, 002 untuk Purple Blossom, dan sebagainya)
- DTJ-RNS-BTL-800-001
DTJ : deterjen (produk)
RNS : Rinso (merek)
BTL : botol (jenis kemasan)
001 : varian wangi (misal 001 untuk Rose Fresh, 002 untuk Matic, dan sebagainya)
Cara membuat SKU
Hal yang harus diperhatikan dalam membuat SKU adalah identifikasi jumlah produk. Misalnya, seorang penjual snack.
Penjual bisa meletakkan jenis barang di bagian awal, lalu ukuran kemasan. Kemudian, variasi produk dan diakhiri dengan masa produksi.
Jenis barang-ukuran-topping-masa produksi
SNCK-B-BLD-03/2023
Keterangan:
- SNCK: snack
- B: size besar
- BLD: Balado
- 03/2023: masa produksi
Perbedaan SKU dan UPC
Meski SKU dan UPC memiliki fungsi yang hampir sama, ternyata keduanya memiliki perbedaan. SKU singkatan dari Stock Keeping Unit. Sementara itu, UPC singkatan dari Universal Product Codes.
SKU menggunakan kode internal bertujuan agar perusahaan internal bisa mengetahui dan mengatur setiap produknya. Sedangkan, UPC digunakan untuk mempermudah proses scanning produk.
Jadi, SKU adalah kode yang sangat membantu sekali. Tanpa adanya SKU, pencatatan dan pengelolaan barang membutuhkan waktu yang lama dan sangat melelahkan.
Related Topics
Related Articles