Sunk Cost: Pengertian, Contoh, dan Tips Mengurangi Risikonya
Ketahui sunk cost agar terhindar dari kerugian.
Sunk Cost adalah istilah yang sering kali didengar saat membangun sebuah bisnis. Tidak jarang juga istilah ini muncul dalam diskursus ekonomi dan akuntansi.
Lalu, apa itu sunk cost? Melalui artikel ini, Anda akan memahami pengertian sunk cost, contoh, serta tips menekan biaya hangus tersebut.
Untuk memahami arti sunk cost lebih lanjut, simak pembahasan berikut ini.
Apa itu sunk cost?
Sunk cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya dan uang tersebut tidak bisa dikembalikan.
Bila diartikan, sunk cost adalah ‘biaya yang hangus’. Perusahaan memang sewajarnya memiliki pengeluaran untuk membiayai hal tertentu.
Namun, bila sunk cost yang dikeluarkan sangat besar, tentunya akan berdampak buruk pada keuangan perusahaan.
Meskipun tidak menghasilkan potensi yang menguntungkan, namun perlu dipahami bahwa tidak semua sunk cost bisa menghasilkan kerugian secara menyeluruh bagi perusahaan.
Contohnya, ketika perusahaan mengeluarkan biaya promosi Rp10 miliar selama 10 tahun dan mendapatkan pendapatan Rp100 miliar, bisa disebut untung.
Namun, perusahaan tidak tahu berapa banyak persentase atas kontribusi iklan terhadap pendapatan.
Alih-alih bersusah-susah untuk menghitungnya karena harus melakukan riset mendalam, maka biaya tersebut akhirnya digolongkan sebagai sunk cost secara keseluruhan.
Sunk cost berbeda dari biaya potensial masa depan (opportunity cost) yang dapat dikeluarkan perusahaan, seperti pilihan pada harga produk atau biaya pembelian persediaan.
Sunk cost diabaikan saat membuat keputusan bisnis di masa depan karena biaya tersebut tidak akan berubah terlepas dari pilihan yang dibuat.
Contoh sunk cost
Kini Anda sudah mengetahui pengertian sunk cost. Sunk cost adalah hal yang sebetulnya sulit untuk dihindari.
Namun, mengurangi risikonya adalah hal yang memungkinkan. Sebelum ke pembahasan tersebut, mari pahami contoh sunk cost terlebih dahulu.
Contohnya adalah perusahaan ABC sebagai produsen sarung. Perusahaan membayar Rp5 juta per bulan untuk sewa pabriknya, dan mesin-mesin tersebut telah dibeli langsung seharga Rp25 juta.
Perusahaan memproduksi sarung bahan reguler seharga Rp50 ribu dan dijual seharga Rp70 ribu.
Dengan begitu, perusahaan memiliki laba Rp20 ribu per unit sarung. Atau, dapat melanjutkan proses produksi dengan menambahkan biaya Rp15 ribu dan menjual sarung model premium seharga Rp90 ribu.
Untuk membuat keputusan ini, perusahaan membandingkan biaya tambahan Rp15 ribu dengan pendapatan tambahan Rp20 ribu dan memutuskan untuk membuat sarung tangan premium untuk memperoleh laba Rp5 ribu lebih banyak.
Dalam perhitungan tersebut, biaya sewa pabrik dan mesin merupakan sunk cost dan bukan bagian dari proses pengambilan keputusan.
Cara mengurangi risiko sunk cost
Dari contoh di atas, sunk cost memang hal yang sulit untuk dihindari. Namun, demi menghindari besarnya kerugian karena pembengkakan sunk cost, Anda bisa mencoba beberapa hal, misalnya:
1. Membuat rencana sebanyak mungkin
Pada dasarnya setiap rencana memiliki risiko untung rugi, termasuk kemungkinan sunk cost.
Oleh karena itu, buatlah rencana sebanyak mungkin karena bagaimanapun juga potensi risiko dari setiap rencana pasti berbeda-beda mulai dari yang paling kecil hingga paling besar.
Dengan membuat banyak rencana, maka Anda pun memiliki kesempatan untuk melakukan seleksi yang lebih baik lagi hingga menemukan rencana terbaik yang dapat meminimalisir sunk cost.
Hal ini diperlukan karena dalam dunia bisnis, risiko uang hangus atau bakar uang sangat mungkin terjadi terutama dalam menjalankan kampanye marketing.
2. Melakukan analisis risiko dan potensi dari setiap rencana
Plan atau rencana yang bagus harus berdasarkan analisis potensi dan risiko yang mungkin akan dihadapi perusahaan.
Cara ini juga penting dilakukan untuk mengurangi risiko sunk cost yang terlalu tinggi. Cara mudah untuk menganalisis rencana yang akan dilakukan adalah dengan metode SWOT.
Pengertian SWOT sendiri merupakan singkatan dari Strength, Weakness, Opportunities, and Threats.
Strength artinya adalah kekuatan yang dimiliki dalam rencana tersebut, weakness adalah kelemahan, opportunities adalah kesempatan, dan threats adalah ancaman.
3. Melibatkan seluruh tim terkait rencana tersebut
Pastikan agar semua tim yang terkait dengan rencana tersebut terlibat dan mengetahui potensi serta risikonya.
Hal tersebut perlu dilakukan karena mereka adalah orang-orang yang akan bertanggung jawab terhadap eksekusi atas rencana tersebut.
Lakukanlah briefing dan jelaskan analisis potensi serta risiko yang telah dilakukan.
Dengan demikian, seluruh tim akan turut bekerja keras untuk meminimalisir terjadinya risiko dan berusaha semaksimal mungkin melakukan yang terbaik.
Sunk cost adalah hal yang bisa Anda tekan risikonya. Jadi, jangan takut untuk membangun usaha dan membangun komunikasi serta perencanaan matang untuk menekan risiko sunk cost.