Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ilustrasi rak buku triplek (pexels.com/huynh dat)
ilustrasi rak buku triplek (pexels.com/huynh dat)

Intinya sih...

  • Indonesia menjadi eksportir plywood terbesar kedua di dunia, bersaing dengan Tiongkok, Vietnam, Brasil, dan Rusia.

  • Nilai ekspor plywood Indonesia diprediksi akan naik 8% pada 2025-2026, didukung oleh permintaan stabil dari pasar utama seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Malaysia.

  • Pada semester I-2025, ekspor plywood Indonesia naik 3.86% (CtC) dan volume naik 3.45% (CtC), dengan lebih dari 400 eksportir aktif ke lebih dari 85 negara.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Indonesia menjadi negara eksportir plywood terbesar kedua di dunia, bersaing ketat dengan Tiongkok, Vietnam, Brasil, dan Rusia. Plywood atau yang lebih dikenal dengan sebutan triplek di Indonesia, merupakan kayu olahan hasil tumpukan veneer yang direkatkan menggunakan resin atau lem khusus, sehingga menghasilkan papan kayu tebal, kuat, dan fleksibel. Produk ini banyak digunakan untuk industri furnitur, konstruksi, maupun interior rumah.

Kinerja ekspor plywood juga diprediksi akan meningkat pada 2025 hingga 2026 meski menghadapi tantangan di pasar global. Indonesia Eximbank Institute bahkan memproyeksikan nilai ekspor pada 2025 tumbuh 8 persen secara tahunan (YoY).

Market Intelligence & Leads Management Chief Specialist Indonesia Eximbank,  Rini Satriani, menjelaskan kinerja didukung permintaan stabil dari pasar utama seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Malaysia. Tren positif ini diproyeksikan berlanjut pada 2026 dengan pertumbuhan sekitar 4 persen (YoY), meskipun terkendala pasokan bahan baku kayu bersertifikat.

RI ekspor triplek ke lebih dari 85 negara

Potret tumpukan kayu triplek (Instagram.com/ud.topaz)

Berdasarkan data yang diolah Indonesia Eximbank Institute, pada semester I-2025, ekspor plywood Indonesia tetap mencatat kinerja positif di tengah pelemahan ekspor global. Nilai ekspor tercatat naik 3,86 persen (CtC) dan volume naik 3,45 persen (CtC).
“Capaian ini terutama ditopang oleh permintaan dari Amerika Serikat, seiring pertumbuhan industri Recreational Vehicle (RV) yang mendorong penggunaan plywood untuk kebutuhan interior,” kata Rini melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (3/10).

Selain itu, ekspor plywood Indonesia sudah terdiversifikasi ke lebih dari 85 negara dengan melibatkan sekitar lebih dari 400 eksportir aktif. Dari jumlah tersebut, terdapat kisaran 20 eksportir berskala korporasi yang masing-masing mencatat nilai penjualan ekspor di atas Rp500 miliar per tahun. Persaingan di industri domestik juga cukup sehat karena tidak ada pemain yang mendominasi pasar.

Keunggulan lain Indonesia adalah ketersediaan sumber daya kayu yang melimpah dan adanya sertifikasi SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) yang diakui secara internasional. “Faktor-faktor ini memberi stabilitas pada ekspor Indonesia meskipun permintaan di beberapa negara cenderung melemah,” tambah Rini. 

Meski demikian, sejumlah tantangan perlu diantisipasi. Negara pesaing baru seperti Tanzania dan Kamerun mulai masuk ke pasar utama, sementara pasokan kayu bersertifikasi masih terbatas karena biaya kepatuhan SVLK yang tinggi. Beberapa pesaing juga mulai menunjukkan tren ekspor yang lebih agresif, sehingga Indonesia perlu memperkuat posisinya.

Editorial Team