Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Semakin Murah, EV Diprediksi Bakal Kuasai 40 Persen Pasar Global

Mobil Listrik/Unsplash.com
Mobil Listrik/Unsplash.com
Intinya sih...
  • Pangsa pasar kendaraan listrik (EV) diprediksi akan mencapai lebih dari 40 persen pada 2030
  • Harga mobil listrik berbasis baterai (BEV) turun signifikan pada 2024, mendorong adopsi mobil listrik di berbagai negara
  • Cina masih menjadi pemimpin penjualan mobil listrik global, sementara sektor truk listrik juga mulai menunjukkan geliat

Jakarta, FORTUNE - Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pangsa pasar kendaraan listrik (EV) akan melampaui 40 persen pada 2030, seiring penurunan harga dan lonjakan permintaan.

“Data kami menunjukkan bahwa, meskipun ada ketidakpastian yang signifikan, mobil listrik tetap berada pada lintasan pertumbuhan yang kuat secara global. Penjualan terus mencetak rekor baru, dengan implikasi besar bagi industri otomotif internasional,” kata Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol, dalam laporan terbarunya, Rabu (21/5).

Laporan IEA menyebutkan, 2024 menjadi tonggak penting bagi dunia otomotif: penjualan mobil listrik global mencapai 17 juta unit, mendorong pangsa pasarnya melampaui 20 persen untuk pertama kalinya. Tren ini diperkirakan akan terus menguat, dengan penjualan diprediksi melampaui 20 juta unit pada 2025, setara dengan sekitar seperempat dari seluruh mobil yang dijual di dunia.

Tiongkok masih menjadi pemimpin dengan menyumbang hampir setengah dari seluruh penjualan mobil listrik global. Negara tersebut menjual lebih dari 11 juta unit mobil listrik pada 2024, setara dengan total penjualan global dua tahun sebelumnya. Dua pertiga dari EV yang dijual di Tiongkok bahkan lebih murah daripada mobil konvensional, tanpa insentif pemerintah.

Menurut IEA, harga rata-rata mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) turun signifikan pada 2024, didorong oleh persaingan yang makin ketat dan penurunan harga baterai. Ini menjadi faktor utama yang mempercepat adopsi mobil listrik di berbagai negara, termasuk pasar berkembang di Asia dan Amerika Latin.

Penjualan EV di kawasan tersebut bahkan melonjak lebih dari 60 persen pada 2024, menjadikannya pusat pertumbuhan baru di luar negara maju.

Meski begitu, pasar seperti Jerman dan Amerika Serikat masih menghadapi kesenjangan harga yang cukup lebar antara EV dan kendaraan konvensional. Di Jerman, harga rata-rata mobil listrik 20 persen lebih mahal, sementara di Amerika Serikat bisa mencapai 30 persen.

Namun, dari sisi biaya operasional, mobil listrik tetap unggul. IEA menyatakan meskipun harga minyak turun menjadi $40 per barel, biaya mengisi daya EV di rumah di Eropa masih setengah dari biaya menjalankan mobil bensin atau diesel.

Tiongkok bukan hanya dominan di pasar domestik, tetapi juga menjadi eksportir utama. Negara tersebut menyumbang lebih dari 70 persen produksi mobil listrik global dan mengekspor sekitar 1,25 juta unit ke berbagai negara, termasuk pasar berkembang yang sangat sensitif terhadap harga.

Selain itu, sektor truk listrik juga mulai menunjukkan geliat. Penjualannya secara global naik 80 persen pada 2024, dan kini menyumbang hampir 2 persen dari seluruh penjualan truk dunia. Di Tiongkok, beberapa truk listrik berat bahkan lebih murah daripada truk diesel setara, membuat daya saingnya kian kuat.

IEA tetap mewanti-wanti bahwa ketidakpastian ekonomi global serta kebijakan perdagangan dan industri dapat berpengaruh pada laju pertumbuhan kendaraan listrik. Namun, dengan semakin terjangkaunya harga, peningkatan efisiensi, dan tekanan untuk mengurangi emisi karbon menjadi pendorong kuat yang sulit dibendung.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us