Deretan Kerikil Blue Bird di Jalur Pengurangan Emisi
Blue Bird targetkan memiliki 200 unit EV pada 2023.
11 November 2022
Jakarta, FORTUNE - PT Blue Bird Tbk (BIRD) berencana menambah jumlah armada baru sekitar 5.000 sampai 8.000 unit pada 2023. Adapun kendaraan listrik termasuk di dalam target pengadaan armada perseroan.
Sepanjang tahun ini, Blue Bird telah memiliki sekitar 100 unit kendaraan listrik. Tahun depan, perseroan menargetkan mengoperasikan paling tidak 200 unit kendaraan listrik.
“Tapi tentu harus lihat (lagi) berapa belanja modal (tahun depan) dan tipe kendaraan yang lebih pasnya,” kata Direktur Utama Blue Bird, Sigit Priawan Djokosoetono saat ditemui setelah paparan publik di Mampang, Jakarta Selatan, dikutip Jumat (11/11). “Apabila harganya memang affordable, tentu kami bisa ambil lebih banyak. Kita lihat tahun depan, mudah-mudahan bisa disampaikan di kuartal-I 2023.”
Perseroan berencana mendongkrak belanja modal lebih tinggi dari tahun ini. Adapun, pada 2022, BIRD menganggarkan belanja modal Rp1,2 triliun yang sebagian besar digunakan untuk membeli 5.000 armada.
Lalu, ada sekitar 3.000-an kendaraan yang akan BIRD remajakan tahun depan. “Pembelian kendaraannya pasti akan lebih dari itu (tahun depan). Capex lebih tinggi, jadi kalau tahun ini saja kami beli lebih dari itu,” imbuhnya.
Selain menggunakan belanja modal, perseroan juga akan menggunakan pinjaman perbankan untuk pembelian armada.
Tantangan pengadaan kendaraan listrik Blue Bird
Pengadaan armada listrik merupakan upaya BIRD dalam mengurangi emisi karbon sebagai korporasi. Tapi, dalam prosesnya, masih ada tantangan dari segi harga. Menurut Wakil Direktur Blue Bird, Adrianto Djokosoetono, tahun ini harga EV lebih tinggi 3,5–4 kali lipat dibandingkan armada konvensional.
“Nah kami berharap memang harga itu akan turun terus ya secara rasio,” katanya. “Sebenarnya tahun 2020 awal sih sudah mulai turun, tapi unfortunately karena masalah pasokan global jadi semua harga kendaraan naik.”
Dengan harga saat ini, BIRD mengaku masih belum bisa mengganti seluruh armadanya ke kendaraan listrik. Untuk itu, perseroan memperhitungkan berbagai aspek sebelum membeli armada listrik, seperti kebutuhan unit, jumlah belanja modal, sampai peluang penyesuaian tarif. Andre menambahkan, kenaikan harga BBM juga patut diperhitungkan sebagai alasan konversi ke kendaraan listrik.
Selain itu, perseroan juga mengoptimalisasi operasional sehingga ratusan armada listrik mereka tetap berkinerja positif atau break even.
Komitmen 50:30 Blue Bird
Selain pengadaan armada listrik, BIRD secara komprehensif memiliki inisiasi 50:30, yakni mengurangi 50 persen emisi karbon dan buangan kegiatan operasional per 2030. Itu terdiri dari tiga inisiasi, yakni BlueSky, BlueLife, dan BlueCorp.
Pada program BlueSky, perseroan membidik punya 23 persen kendaraan berbahan bakar CNG (compressed natural gas). Saat ini, sekitar 2.500–2.600 unit dari total 20.000 armada BIRD ditenagai CNG. Jumlah EV diharap mencapai sekitar 10 persen dari total armada. Terakhir, perseroan ingin menghemat energi sekitar 150.000 kWh lewat aplikasi panel surya. Nantinya, stasiun pengisian EV BIRD akan didukung oleh sumber energi tersebut.
Pada program BlueLife, perseroan memiliki inisiasi Kawan BB atau kemitraan sekitar dua kali per tahun untuk menghidupkan kembali taksi lokal. Ada pula BB Academy, inisiasi menambah pengemudi perempuan, serta program BlueBird Peduli. Kemudian, pada program BlueCorp, perseroan juga akan menjaga performa dan pelayanan agar tetap menjadi perusahaan yang memenangkan berbagai penghargaan.
Related Topics
Related Articles