BUSINESS

AIDA: Pengertian, Tahapan, Contoh, Kelebihan, dan Kekurangan

Metode AIDA adalah istilah umum dalam dunia pemasaran.

AIDA: Pengertian, Tahapan, Contoh, Kelebihan, dan KekuranganShutterstock/mrmohock

by TanayastriSurti

20 March 2023

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - AIDA adalah istilah yang sering muncul di dunia pemasaran. Istilah itu merujuk pada salah satu model komunikasi klasik yang biasa digunakan dalam bidang tersebut.

AIDA merupakan kependekan dari attention, interest, desire, dan action. Ada pula yang mendefinisikan huruf A awal sebagai awareness. Keempat tahap tersebut dialami oleh para konsumen sebelum memutuskan membeli jasa atau produk.

Fungsi AIDA

kerjasama antar perusahaan jangka panjangilustrasi B2B (unsplash.com/Sebastian Herrmann)

Apa fungsi dari model AIDA? Mengutip Awware.co, pemilik merek bisa menemukan taktik tepat sasaran agar audiens atau khalayak menerima pesan pemasaran dengan baik.

Model komunikasi itu memiliki efisiensi tinggi yang memanfaatkan unsur psikologis, yang berhubungan dengan kognitif, afektif, dan perilaku. Gagasan awal dari AIDA lahir pada 1898 oleh pionir periklanan dan penjualan di Amerika, Elmo Lewis.

Menurutnya, iklan yang baik harus memenuhi tiga prinsip, yakni menarik perhatian, agar calon konsumen membaca atau memerhatikan, lalu meyakinkan mereka. Pada akhirnya, model AIDA adalah metode yang lahir berdasarkan prinsip-prinsip tersebut.

4 tahap dalam model AIDA

Setelah berevolusi, tiga prinsip yang Lewis cetuskan berkembang jadi empat tahap. Berikut ini definisi dari setiap tahap dalam model AIDA.

Tahap pertama: amankan perhatian (attention/awareness)

Tahap awal dalam AIDA adalah menarik atensi atau awareness. Di sini, para calon konsumen akan meninjau informasi tentang merek, produk, atau layanan yang disajikan dalam iklan.

Tujuannya untuk membangun kesadaran merek sehingga bisa menarik perhatian calon pelanggan. Caranya beragam, salah satunya menyediakan konten dengan pesan yang disampaikan dengan efektif. Contohnya, antara lain: optimisasi mesin pencari, konten media sosial, konten siniar atau podcast, dan iklan bayar per klik.

Untuk studi kasus, tahap pertama dalam model AIDA ini terefleksi dalam pengumuman alih fungsi nomor layanan pesan antara KFC Indonesia beberapa waktu lalu. Lewat langkah itu, KFC Indonesia juga menyampaikan tentang saluran pesan-antar digital barunya.

Sayangnya, tahap ini tak selalu berjalan baik. Sebab, dana yang dikucurkan di fase ini umumnya tak begitu besar sehingga strategi penarikan perhatian tidak maksimal.

Tahap kedua: pupuk dan bangkitkan minat (interest)

Kedua, membangkitkan minat dengan menyoroti manfaat dan karakteristik unik produk atau jasa yang dijual. Tujuannya tentu melibatkan calon konsumen dalam konten agar penyampaian pesan pemasaran berjalan baik.

Kunci keberhasilan tahap ini adalah memastikan keterlibatan aktif para calon konsumen, menjawab pertanyaan yang muncul di benak mereka, hingga menunjukkan nilai tambah produk atau jasa.

Tahap ketiga: memancing keinginan (desire)

Setelah minat sudah tumbuh di hati dan pikiran para calon pelanggan, maka ini saatnya mengubahnya jadi keinginan untuk membeli produk atau membayar jasa yang ditawarkan.

Umumnya, transisi dari minat jadi keinginan ini terjadi setelah calon konsumen membandingkan produk atau jasa dari merek berbeda. Misal, setelah membaca ulasan ponsel dari berbagai merek, calon pelanggan mantap akan membeli produk dari merek B.

Maka dari itu, tahap ketiga dalam model AIDA dinilai penting guna melahirkan hubungan emosional antara konsumen dan penawaran Anda. Jangan lupa juga untuk menjelaskan sisi unik dari produk atau jasa yang Anda jajakan. Bisa juga sertakan promosi khusus untuk semakin memikat calon konsumen.

Tahap keempat: memulai tindakan (action)

Saat calon pelanggan mengantongi informasi yang cukup tentang merek, produk, atau jasa milik Anda, beri dorongan agar mereka mengambil tindakan lebih lanjut.

Contoh, dalam tampilan aplikasi e-commerce, tombol ‘checkout’ biasanya disoroti dengan warna mencolok. Hal itu bisa mendorong pelanggan untuk segera membeli barang hanya lewat ketukan jari.