BUSINESS

Profil PT GNI, Entitas Anak Perusahaan Cina Pengolah Nikel

PT GNI adalah milik Jiangsu Delong Nickel Industry.

Profil PT GNI, Entitas Anak Perusahaan Cina Pengolah NikelProfil PT GNI. (Website PT GNI)
19 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) belakangan ini menjadi sorotan, menyusul kabar bentrok antara petugas keamanan dan karyawan dan kecelakaan kerja yang menelan korban jiwa. Sebenarnya, bagaimana profil PT GNI? Siapa pemilik perusahaan itu?

PT GNI berdiri pada 2019, bergerak pada industri smelter nikel. Pengolahan nikel ini beroperasi di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, Indonesia. Meski beroperasi di Indonesia, pemiliknya adalah Jiangsu Delong Nickel Industry Co. Ltd. asal Cina.

Adapun, PT GNI mengimplementasikan proses dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dalam produksinya melalui pengembangan 25 jalur produksi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri yang meresmikan pabrik PT GNI yang bernilai US$2,7 miliar pada Desember 2021. Melansir SP Global, kehadiran pabrik itu linear dengan rencana pemerintah dalam meningkatkan nilai nikel, setelah melarang ekspor bijihnya secara mentah sejak Januari 2020.

Profil PT GNI: hasil produksi dan nilai tambah

Pada awal peresmian, pemerintah memerkirakan pabrik feronikel itu akan mampu memproses 13 juta ton bijih nikel per tahun, dengan kapasitas produksi 1,8 juta ton. Fasilitas itu juga diklaim mampu meningkatkan nilai bijih nikel sampai 14 kali lipat.

Sementara itu, melansir situs web resmi perusahaan, smelter GNI menghasilkan produk feronikel, lalu diolah menjadi besi stainless dan industri besi nikel alloy. Perusahaan menyuplai produk-produknya secara langsung kepada konsumen.

“Kami menghasilkan 10–12 persen nickel pig iron (NPI) berkapasitas produksi 2 juta metrik ton per tahun,” tulis perusahaan.

Pada awal 2022, PT GNI pertama kali mengekspor produk olahan nikelnya, yakni NPI tau feronikel. Total produk yang dikirim ke Cina mencapai 13.650 ton feronikel, olahannya berasal dari tiga tungku smelter perusahaan. Dari segi nilai, itu setara US$23 juta dolar. Sejak itu, 20 tungku lain milik perusahaan juga mulai beroperasi, guna meningkatkan produksi PT GNI.

Pada 22 Desember lalu, smelter milik PT GNI terbakar setelah meledak pada dini hari. Akibatnya, dua karyawan yang berperan sebagai operator alat berat meninggal dunia. Dari situ, para serikat pekerja mengatakan adanya dugaan pelanggaran K3 yang berujung kecelakaan kerja.

Lebih lanjut, akhirnya serikat pekerja melakukan demonstrasi untuk mengaujkan delapan tuntutan ihwal kesejahteraan dan keselamatan pekerja. Namun, hanya tujuh yang disetujui.

Setelah itu, terjadi bentrokan, sampai menelan dua korban jiwa. Dalam keterangan resmi, perusahaan menyampaikan proses investigasi masih berlangsung.

Related Topics