FINANCE

Pengamat: Kesiapan Infrastruktur Jadi Syarat Penggunaan QRIS di ASEAN

QRIS dinilai dukung integrasi keuangan di ASEAN.

Pengamat: Kesiapan Infrastruktur Jadi Syarat Penggunaan QRIS di ASEANWarga memindai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) melalui aplikasi DOKU e-Wallet. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
13 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Bank Indonesia akan bekerja sama dengan bank sentral di Asia, dalam membentuk konektivitas pembayaran antarnegara ASEAN (ASEAN payment connectivity). Salah satunya dengan penerapan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). 

Pengamat menilai, alat pembayaran tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal bila didukung oleh kesiapan infrastruktur yang memadai.

Direktur Program dari Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti Soeryaningrum, menyampaikan bahwa infrastruktur QRIS harus menjamin keamanan. “Soal memadai atau belum, harus diuji dulu. Apakah hang atau tidak (sistemnya), bocor atau tidak data transaksinya, transparan atau tidak setiap transaksinya,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Rabu (13/7).

Selain itu, menurut Esther, sosialisasi masyarakat juga harus dipercepat, sehingga program yang disiapkan dapat lebih cepat diadopsi serta mudah dipahami mengikuti sistem penunjang QRIS secara regional di kawasan ASEAN.

QRIS dukung integrasi keuangan di ASEAN

Ilustrasi pembayaran digital.
Ilustrasi pembayaran digital. (ShutterStock/PopTika)

Meski masih memiliki sejumlah tantangan, Esther memandang bahwa implementasi QRIS akan membantu integrasi keuangan di ASEAN. “Sebagai metode transaksi non-tunai, QRIS dapat memudahkan cross border payment di negara-negara yang bekerja sama. Artinya, metode pembayaran bisa dilakukan antarnegara secara non-tunai,” katanya.

Di sisi lain, pembayaran antarnegara dengan menggunakan QRIS akan memudahkan transaksi tanpa harus ke money changer. “Dengan QRIS, maka kita tidak perlu repot menukar uang rupiah ke mata uang negara lain dan tidak perlu melakukan transaksi tunai yg lebih beresiko tingkat keamanannya,” ujarnya.

Pentingnya perjanjian antar bank sentral

Ilustrasi Bank Indonesia.
Shutterstock/Mezario

Related Topics