Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Desain Ekonomi dan APBN 2026, Reformasi Fiskal Jadi Prioritas

Desain ekonomi dan APBN 2026.png
Sri Mulyani dalam rapat desain ekonomi dan APBN 2026 (Dok. Kementerian Keuangan RI)
Intinya sih...
  • Pemerintah merancang APBN 2026 dengan fokus pada transformasi ekonomi inklusif dan berkelanjutan, serta menjaga stabilitas makroekonomi.
  • Proyeksi indikator ekonomi makro 2026 termasuk pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, suku bunga SBN, harga minyak mentah Indonesia, lifting minyak dan gas.
  • Pemerintah menerapkan strategi penerimaan dan optimalisasi pajak, efisiensi belanja negara, dan memfokuskan dukungan pada program unggulan nasional dalam APBN 2026.

Jakarta, FORTUNE – Pemerintah tengah merancang postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 dengan pendekatan yang lebih terarah dan strategis.

Fokus kebijakan fiskal diarahkan untuk mendukung transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus menjaga stabilitas makroekonomi di tengah dinamika global dan transisi pemerintahan pasca pemilu.

"APBN harus tetap dijaga sehat dan kredibel. Optimalisasi pendapatan negara dilakukan dengan tetap menjaga iklim investasi dan kelestarian lingkungan. Penguatan kualitas belanja dilakukan dengan melanjutkan efisiensi belanja operasional dan rekonstruksi belanja agar lebih produktif dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat," ujar Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, dalam pernyataan resminya yang dikutip pada Rabu, (21/5).

Pernyataan tersebut menjadi landasan utama arah kebijakan pemerintah untuk menghadapi ketidakpastian global. Selain itu, bertujuan untuk menjaga keberlanjutan transformasi struktural dan pembangunan jangka panjang.

Proyeksi indikator ekonomi makro 2026

Dengan mengusung tema Percepatan Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan, desain ekonomi dan APBN 2026 diarahkan untuk memperkuat daya tahan ekonomi nasional. Pemerintah menetapkan asumsi dasar ekonomi makro sebagai berikut:

  • Pertumbuhan ekonomi: 5,3-5,6 persen

  • Inflasi: 1,5-3,5 persen

  • Nilai tukar: Rp15.000-Rp15.400 per dolar AS

  • Suku bunga SBN 10 tahun: 6,9-7,3 persen

  • Harga minyak mentah Indonesia (ICP): US$75-85 per barel

  • Lifting minyak: 580-605 ribu barel per hari

  • Lifting gas: 1.010-1.060 ribu barel setara minyak per hari.

Asumsi-asumsi ini menjadi dasar dalam menyusun target pendapatan, belanja, dan pembiayaan APBN tahun fiskal 2026.

Postur makro fiskal 2025-2026

Selain menetapkan asumsi dasar ekonomi makro, pemerintah juga menentukan postur makro fiskal. Hal ini mencakup proyeksi pendapatan negara sekitar 11,71%–12,22% dari PDB. Belanja negara sekitar 14,19%–14,75% dari PDB.

Defisit anggaran dijaga dalam kisaran 2,48% hingga 2,53% dari PDB. Sementara itu, target kesejahteraan, tingkat kemiskinan berada kisaran 6,5-7,5%, tingkat pengangguran kisaran 4,44 -4,96%, rasio gini sekitar 0,377 - 0,380, dan Indeks Modal Manusia 0,57.

Strategi penerimaan dan optimalisasi pajak

Agar target pendapatan tercapai, pemerintah menerapkan strategi optimalisasi yang menyeimbangkan antara peningkatan penerimaan dan keberlanjutan iklim investasi. Perluasan basis pajak dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi yang berbasis data dan risiko.

Penggunaan sistem Coretax juga akan diperkuat sebagai "tulang punggung" pengelolaan data perpajakan. Hal ini juga didukung oleh pengawasan potensi pajak berbasis kewilayahan serta kolaborasi lintas instansi.

Selain itu, peningkatan kepatuhan wajib pajak juga menjadi fokus utama. Pemerintah melihat peluang dari kesepakatan perpajakan global untuk menarik kontribusi pajak dari korporasi multinasional secara lebih adil. 

Lebih dari itu, pemberian insentif fiskal akan tetap dilakukan namun secara terarah dan selektif. Pemberian insentif juga menyasar sektor-sektor strategis seperti hilirisasi, transisi energi, dan ekonomi digital.

Rencana efisiensi dan penguatan program prioritas

Di sektor belanja negara, efisiensi akan diutamakan dengan rekonstruksi anggaran agar lebih produktif dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Pemerintah akan menekan belanja non prioritas dan memfokuskan dukungan pada program unggulan nasional.

Beberapa program yang akan dibiayai melalui APBN 2026 meliputi Makan Bergizi Gratis (MBG), pembangunan sekolah rakyat dan sekolah unggulan, pembangunan lumbung pangan (food estate), serta penguatan koperasi desa Merah Putih.

Kebijakan subsidi energi dan non-energi juga akan disempurnakan agar lebih tepat sasaran. Pemerintah memperkuat akurasi data perlindungan sosial dan menata ulang mekanisme bantuan sosial agar lebih efektif menjangkau kelompok rentan.

Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah pun menjadi prioritas, melalui harmonisasi regulasi dan penguatan transfer ke daerah. Tujuannya agar belanja daerah lebih berkualitas, memperluas akses layanan publik, dan mendukung kemandirian fiskal daerah.


8 area prioritas menjadi strategi pembangunan jangka menengah 

Untuk memastikan keberlanjutan transformasi ekonomi, pemerintah merancang strategi pembangunan jangka menengah yang berfokus pada delapan area prioritas, di antaranya:

  1. Ketahanan pangan

Meningkatkan produktivitas pertanian dan perikanan, menjaga stabilitas harga pangan, serta memperkuat kesejahteraan petani dan nelayan.

  1. Ketahanan energi

Meningkatkan lifting migas, menjaga pasokan dan harga energi, mempercepat pemanfaatan energi baru dan terbarukan, serta menurunkan emisi karbon.

  1. Gizi dan kesehatan anak

Mendorong efektivitas program MBG untuk membentuk generasi sehat sejak dini, sekaligus mendukung UMKM dan perekonomian lokal.

  1. Pendidikan berkualitas

Mengembangkan sekolah unggulan dan sekolah rakyat, memperluas akses PAUD dan pendidikan tinggi, memperbaiki infrastruktur pendidikan, serta meningkatkan kapasitas guru dan vokasi.

  1. Layanan kesehatan

Memperluas cakupan JKN, menyediakan layanan kesehatan gratis, menurunkan angka stunting dan penyakit menular, memperkuat fasilitas kesehatan, dan mendukung gizi balita serta ibu hamil.

  1. Pembangunan desa dan UMK

Memberdayakan koperasi dan UMKM, memperkuat ekonomi pedesaan, serta membuka lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan.

  1. Pertahanan semesta

Memperkuat sistem pertahanan nasional sebagai fondasi kemandirian ekonomi, sosial, dan politik demi menjaga kedaulatan dan stabilitas nasional.

  1. Peningkatan investasi

Meningkatkan daya saing ekspor dan integrasi dalam rantai nilai global.

Peran lembaga seperti Danantara sebagai holding investasi BUMN akan dioptimalkan untuk mempercepat investasi bernilai tambah tinggi dan mendukung prioritas pembangunan nasional. Pemerintah berkomitmen menjaga kredibilitas fiskal dan keberlanjutan APBN 2026 dengan tetap menjalankan reformasi fiskal secara konsisten. 

Upaya ini mencakup optimalisasi penerimaan negara, efisiensi belanja, dan pengembangan pembiayaan inovatif yang sehat serta berorientasi jangka panjang.

Desain APBN 2026 bukan hanya menjawab tantangan saat ini, tetapi juga menjadi fondasi untuk menghadapi transisi pemerintahan dan menjaga momentum menuju Indonesia Emas 2045.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ana Widiawati
EditorAna Widiawati
Follow Us