Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Laporan APBN Kita Baru Dirilis, Negara Alami Defisit Rp31,2 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat melaporkan realisasi APBN Kita Februari 2025 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (13/3). (Eko Wahyudi/Fortune Indonesia)
Intinya sih...
  • Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan alasan penundaan publikasi laporan realisasi APBN Kita 2025.
  • Defisit APBN 2025 mencapai Rp31,2 triliun, masih dalam target defisit yang dirancang pemerintah.
  • Hingga akhir Februari 2025, belanja negara telah mencapai Rp348,1 triliun dan pendapatan negara Rp316,9 triliun.

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, ketidakstabilan data yang tersedia membuat publikasi laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kita menjadi tertunda. Untuk 2025, laporan yang seharusnya diterbitkan setiap bulan itu baru saja dimunculkan pada Kamis (13/3) di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.

Sri Mulyani mengatakan ketidakstabilan itu terjadi karena adanya beberapa faktor. Kementerian itu pun akhirnya memutuskan untuk menunggu hingga data lebih solid dan dapat dibandingkan dengan lebih akurat.

Keputusan ini diambil demi memastikan laporan yang diberikan dapat dibuat perbandingannya secara objektif. Dengan demikian, kesalahan interpretasi dalam implementasi kebijakan fiskal dapat ditekan.

“Ini semuanya kemudian kita pertimbangkan untuk kami menunggu sampai data cukup stabil. Sehingga, kami bisa memberikan suatu laporan mengenai pelaksanaan APBN 2025 dengan dasar yang jauh lebih bisa stabil dan diperbandingkan. Mungkin kalau istilahnya, mangga dengan mangga bandingnya. Sehingga tidak terjadi kemungkinan terjadinya salah implementasi,” ujarnya.

APBN Kita merupakan publikasi bulanan yang memuat perincian mengenai realisasi penerimaan negara, belanja, utang, serta pengelolaan keuangan negara lainnya. Tujuan utama perilisan laporan itu adalah transparansi fiskal kepada masyarakat.

Defisit APBN Februari 2025

Sri Mulyani mengungkap bahwa pada laporan tersebut, sejak awal Januari hingga 28 Februari 2025 APBN mengalami defisit 0,13 persen atau sekitar Rp31,2 triliun. Defisit ini masih dalam batas yang didesain pemerintah, mengingat APBN 2025 dirancang dengan defisit Rp612,2 triliun atau 2,53 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Adapun dalam APBN 2025, pemerintah menargetkan belanja negara sebesar Rp3.621,3 triliun dan pendapatan negara Rp3.005,1 triliun.

Perincian penerimaan dan belanja negara

Sampai akhir Februari 2025, belanja negara telah mencapai Rp348,1 triliun atau sekitar 9,6 persen dari total anggaran yang telah ditetapkan dalam APBN tahun ini. Sementara itu, pendapatan negara hingga periode yang sama mencapai Rp316,9 triliun.

Kemudian, hingga akhir Februari 2025, total penerimaan perpajakan mencapai Rp240,4 triliun atau 9,7 persen dari target, dengan penerimaan pajak Rp187,8 triliun, serta kepabeanan dan cukai Rp52,6 triliun.

Dari sisi penerimaan negara bukan pajak (PNBP), negara mengantongi Rp76,4 triliun.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us