FINANCE

8 Pelajaran Keuangan Terpenting dari “Squid Game”

Ada jurus menghindari jerat utang hingga gagal investasi.

8 Pelajaran Keuangan Terpenting dari “Squid Game”Squid Game. (nerdevil.it)
06 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Squid Game, serial asal negeri ginseng “Korea Selatan” yang tayang di Netflix ini menyuguhkan cerita sisi gelap manusia, tetapi disuguhkan dengan sangat menarik. Dari mini series bergenre survival thriller ini, ada fakta menarik menceritakan kisah nyata tentang tingginya utang warga Korea Selatan (Korsel). 

Pandemi pun membuat kondisi semakin parah, banyak warga yang mengambil jalan instan untuk mendapat uang dengan cara berutang. Bisa jadi fakta ini menjadi benang merah, para peserta rela mengorbankan nyawa dan mengikuti permainan mematikan demi memenangkan uang 45,6 miliar won.

Jalan cerita serial dari sutradara dan penulis Hwang Dong Hyuk ini mengungkap bahwa utang rumah tangga Korsel sangat tinggi, mencapai 96,9 persen dari produk domestik bruto (PDB). Hal itu diketahui dari salah satu cuplikan film Squid Game yang terselip sebuah pemberitaan. Dengan catatan itu, Korsel menduduki posisi kedua sebagai negara yang memiliki utang rumah tangga tertinggi di dunia.

"Peningkatan utang rumah tangga Korea menduduki posisi ke-2 teratas di dunia. Laju peningkatan utang rumah tangga negara kita, melampaui rata-rata global. Tiga kuartal terakhir, Bank of Korea dan Bank Penyelesaian Internasional melaporkan bahwa rasio PDB terhadap utang rumah tangga adalah 96,9 persen," demikian narasi pembawa berita di Squid Game.

Berdasarkan data Bank of Korea (BOK), utang rumah tangga Korsel mencapai rekor tertinggi pada kuartal II-2021. Kredit rumah tangga, yang mencakup utang rumah tangga kepada bank dan lembaga keuangan lainnya, berjumlah 1.805,9 triliun won pada akhir Juni, naik 41,2 triliun won dari tiga bulan sebelumnya.

"Ini menandai yang tertinggi sejak data mulai dikompilasi pada tahun 2003," kata laporan Xinhuanet, dikutip Selasa (4/10).

Pada 2020, BOK juga merilis laporan terkait utang rumah tangga Korsel tumbuh pada tingkat paling lambat dalam satu tahun pada kuartal pertama. Pertambahan hanya 11 triliun won dari tiga bulan sebelumnya, menjadi 1.611,3 triliun won pada akhir Maret. Di sisi lain, GDP Korsel diperkirakan telah menyusut 1,3 persen dari tiga bulan sebelumnya pada periode Januari-Maret, menandai kontraksi on-quarter yang terbesar dalam lebih dari satu dekade.

Laporan Institute of International Finance (IIF) juga menyebut pada akhir Maret 2020, utang dari bisnis nonfinansial mencapai 104,6 persen dari PDB Korsel, naik 7,4 persen dari tiga bulan sebelumnya. 

Ditambah kemerosotan akibat pandemi, banyak pihak termasuk perusahaan meningkatkan pinjaman hingga pada tingkat yang mengkhawatirkan. Dilansir dari QM Financial pada Senin (4/10), berikut beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari Squid Game agar Anda memiliki finansial yang sehat.

Asuransi itu penting

Masih banyak di antara kita yang tidak menganggap remeh asuransi. Padahal, jaminan asuransi menjadi sangat penting pada keadaan darurat. Dalam Squid Game diceritakan, ibu dari tokoh utama Gi Hun  mendesak untuk pulang karena tidak punya uang membayar tagihan rumah sakit, padahal Beliau mengidap diabetes.

Peserta nomor 456 ini mengatakan, asuransi dapat menanggung biaya rumah sakit. Namun, ibunya mengingatkan bahwa ia tidak dapat membayar premi secara teratur. Dari situlah bisa dipahami, arti penting asuransi terutama sebagai jaminan akan munculnya risiko keuangan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Don’t put eggs in one basket

Sang Woo, teman Gi Hun yang juga peserta Squid Game mengatakan, “Don’t put your eggs in one basket”. Pepatah bijak soal investasi ini lazim didengar untuk mengingatkan berinvestasi di berbagai instrumen. Tentunya ada potensi keuntungan, tetapi harus dipahami risikonya. High risk, high return.

Ketika kita mengambil instrumen yang yang menjanjikan keuntungan tinggi, maka risiko juga akan sangat tinggi. Bahkan bisa jadi modal kita ikut hilang. Namun, jika hanya mengandalkan investasi risiko rendah, bisa jadi tujuan keuangan tidak tercapai.

Pelajari dahulu sebelum berinvestasi dan memilih investasi dengan bijak. Jangan sampai seperti Sang Woo yang menderita kerugian besar, hingga melakukan tindakan kriminal dan penggelapan dana perusahaan untuk menutup kerugian itu.

Related Topics