FINANCE

Mengenal Reflasi yang Bayangi Perekonomian Global

Diutarakan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.

Mengenal Reflasi yang Bayangi Perekonomian Globalilustrasi resesi global (unsplash.com/Joshua Hoehne)

by Eko Wahyudi

24 November 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perekonomian global masih dihantui ketidakpastian, dan membawa ancaman bagi perekonomian Indonesia. Bahkan, menurut Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dunia harus bersiap-siap untuk menghadapi reflasi.

Apa maksudnya? Menurut Perry, ancaman reflasi secara global saat berpangkal pada dua hal: bayangan resesi, dan membubungnya inflasi.

"Ada risiko stagflasi: pertumbuhannya stuck turun, namun inflasinya tinggi. Bahkan [ada lagi] istilahnya reflasi, risiko resesi dan tinggi inflasi," kata Perry saat menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (21/11).

Perry menambahkan inflasi tinggi akan membuat bank sentral mengerek suku bunga acuan mereka sebagai upaya mengerem konsumsi. Hal tersebut menyeret perekonomian memasuki wilayah suku bunga tinggi, yang kemungkinan akan berlangsung hingga tahun depan. 

Tahun ini inflasi dunia diperkirakan mencapai 9,2 persen, menurut Bank Indonesia, yang di antara penyumbang tertingginya adalah Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

Langkah yang akan diambil ketika reflasi

Selama reflasi, pemerintah dan bank sentral membuat kebijakan-kebijakan untuk memulihkan kondisi dengan berbagai cara, di antaranya: 

1. Mengurangi pajak 

Pengurangan beban pajak akan membuat masyarakat dan perusahaan memegang uang lebih. Kebijakan ini diharapkan akan membuat masyarakat dan perusahaan mengeluarkan uangnya untuk memutar roda perekonomian. 

2. Menurunkan suku bunga acuan 

Penurunan suku bunga acuan diharapkan akan mempermudah masyarakat dan perusahaan meminjam uang, mendorong masyarakat dan pebisnis untuk menggunakan uangnya untuk bertransaksi. 

3. Mengubah pasokan uang 

Ketika bank sentral mendorong nilai uang dan instrumen likuid, akan berpotensi meningkatkan investasi dan masyarakat akan memegang lebih banyak uang. 

4. Melangsungkan proyek besar

Investasi dalam nilai besar menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan daya serap tenaga kerja, dan menambah jumlah penduduk dengan kemampuan belanja lebih baik.  

Demikianlah ulasan singkat mengenai istilah reflasi yang belakang muncul dalam pemberitaan. Reflasi bukanlah secara langsung merupakan kondisi perekonomian yang menurun, namun fase perbaikan ekonomi yang terjadi setelah pemerintah melakukan pemulihan lewat kebijakan fiskal dan moneter.