BPS Catat Inflasi Bulanan Juli 2021 0,08 Persen

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen (IHK) pada Juli 2021 mengalami inflasi sebesar 0,08% month-on-month (mom) dan 1,52% year-on-year (yoy). Secara kumulatif, inflasi tahun kalender Januari-Juli 2021 mencapai 0,81%.
"Terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,46 pada Juni menjadi 106,54 pada Juli," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Senin (2/8).
Dari 90 kota yang disurvei, 61 di antaranya menyumbang inflasi, sementara 29 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sorong, Papua Barat, yaitu 1,51%. Penyumbang terbesar kenaikan harga di kota tersebut adalah ikan kembung dengan andil 0,52%, disusul cabai dengan andil 0,22%, dan ikan tongkol dengan andil 0,14%.
Sementara di antara 29 kota yang mengalami deflasi, penurunan harga paling dalam terjadi di Manokwari, Papua Barat, sebesar 0,60%. Ini disebabkan oleh penurunan harga sayuran di antaranya kangkung dengan andil 0,20% dan tomat 0,17%.
“Pada Juli 2021 perkembangan harga berbagai komoditas secara umum ada peningkatan,” tutur Margo Yuwono.
Sementara itu, dilihat secara nasional, inflasi sepanjang Juli didorong oleh kenaikan harga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,15%.
"Komoditas yang memberikan andil ke inflasi berasal dari cabai rawit 0,03%. Kemudian komoditas lain seperti tomat, bawang merah, dan rokok kretek filter masing-masing 0,01%," jelasnya.
Menurut Margo, cabai rawit memiliki andil besar terhadap inflasi karena beberapa pendorong seperti adanya faktor cuaca yang memasuki musim peralihan dari pancaroba.
Kemudian, kelompok lain yang berkontribusi terhadap inflasi bulan lalu antara lain pakaian dan alas kaki sebesar 0,08%, perumahan, air dan listrik 0,05%, perlengkapan rumah tangga 0,11%, dan kesehatan 0,24%.
Kemudian, informasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,03%, rekreasi dan olahraga 0,05%, pendidikan 0,18%, serta penyediaan makanan dan minuman 0,05%.
Berdasarkan komponennya, komponen bergejolak (volatile food) inflasi 0,14% dengan andil sebesar 0,02%. Inflasi pada volatile food terdiri dari komponen energi sebesar 0,01% dan andil 0% serta komponen bahan makanan yang mengalami inflasi 0,16% dengan andil 0,03%.
Lalu, inflasi inti tercatat 0,07% dengan andil 0,05%, sedangkan komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi 0,05% dengan andil 0,01%.