FINANCE

PMI Manufaktur Indonesia Anjlok ke Level 40,1 pada Juli 2021

Penurunan PMI Manufaktur disebabkan pengetatan PPKM.

PMI Manufaktur Indonesia Anjlok ke Level 40,1 pada Juli 2021Wikimedia
10 August 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengungkapkan Purchasing Managers Index atau PMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2021 turun menjadi 40,1 dari 53,5 pada bulan sebelumnya . 

Kontraksi ini merupakan yang pertama kali setelah PMI Manufaktur Indonesia mengalami ekspansi selama sembilan bulan berturut-turut. Di samping itu, penurunan tersebut juga merupakan yang terdalam sejak Juni 2020 (39,1), meski masih jauh dibandingkan PMI Manufaktur saat diberlakukan PSBB (27,5 pada April 2020). 

"Penurunan PMI Manufaktur ke level di bawah 50 menunjukkan terjadinya kontraksi aktivitas sektor manufaktur," kata Febrio, dikutip dari keterangan resmi, Selasa (3/8).

Meski demikian, kondisi tersebut tak hanya dialami oleh Indonesia melainkan juga negara-negara ASEAN lain yang mengalami kenaikan kasus Covid-19 seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Myanmar. 

Febrio mengatakan merebaknya varian Delta memaksa pemerintah untuk menginjak rem pengetatan. Implikasinya, aktivitas masyarakat sepanjang Juli mengalami penurunan. 

Kondisi demikian berimbas pada aktivitas sektor manufaktur nasional yang terefleksi dalam indikator PMI manufaktur. Secara terperinci,  penurunan disebabkan berkurangnya output dan permintaan baru karena terhambatnya produksi dan permintaan. 

Permintaan ekspor baru tercatat menurun untuk pertama kali sejak empat bulan terakhir. Ini menunjukkan permintaan di level global juga sedang menurun seiring eskalasi Covid-19 dan penyebaran varian Delta di beberapa negara. 

"Perusahaan merespons dengan melakukan pengurangan aktivitas dan tenaga kerja seiring dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4," ujarnya.

Pemerintah harus mengambil pilihan untuk membatasi aktivitas demi menghambat penyebaran virus serta menurunkan kurva pandemi ke level terendah. Namun, katanya, kebijakan tersebut bersifat sementara dan terus dievaluasi secara periodik. Level pengetatannya pun disesuaikan dengan parameter pengendalian pandemi. 

Sementara mobilitas masyarakat berkurang, pemerintah meningkatkan tes, pelacakan, dan pengisolasian. Selain itu, akselerasi vaksinasi diambil guna mencapai target vaksinasi 208 juta penduduk pada akhir 2021. "Target ini lebih tinggi dari target sebelumnya, yakni 181,5 juta penduduk dengan memasukkan tambahan penduduk usia 12 sd 18 tahun," kata Febrio.

Related Topics