Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

LPEI Dukung UMKM Garap Pasar Australia Lewat Pembiayaan Ekspor

Petani Rumput Laut/ Dok LPEI
Intinya sih...
  • LPEI mendukung UMKM eksportir yang membidik pasar Australia dengan penyaluran pembiayaan.
  • Pasar Australia memiliki potensi besar karena adanya 120 ribu diaspora Indonesia di sana, sehingga LPEI berkomitmen untuk memperkuat daya saing UKM Indonesia di pasar global.
  • Nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Australia meningkat hingga 60,58 persen sepanjang 2024, terutama pada sektor makanan dan minuman serta produk home decor berbasis rotan.

Jakarta, FORTUNE - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menggenjot penyaluran pembiayaan kepada eksportir UMKM, salah satunya UMKM yang membidik pasar Australia.

Kepala Divisi SMEs Advisory LPEI, Maria Sidabutar mengatakan, pasar Australia memiliki peluang sangat besar, seiring dengan adanya 120.000 diaspora Indonesia yang ada di negeri tersebut. Menurutnya, diaspora ini dapat menjadi mitra potensial bagi pelaku usaha berorientasi ekspor karena umumnya mereka lebih memahami kondisi pasar di negara tersebut.

“Sebagai bagian dari program berkelanjutan, LPEI memiliki produk layanan non-finansial untuk mendukung pelaku usaha berorientasi ekspor namun belum pernah ekspor. Dengan pendekatan yang menyeluruh dan kolaboratif, LPEI terus berkomitmen untuk memperkuat daya saing UKM Indonesia di pasar global," kata Maria melalui keterangan resmi yang diterima Fortune Indonesia, Selasa (13/5).

Selain dukungan melalui penyaluran pembiayaan, LPEI berupaya membangun ekosistem ekspor yang inklusif melalui pemberian wawasan, serta memanfaatkan teknologi untuk menghadirkan solusi ekspor yang adaptif dan berkelanjutan.

Nilai perdagangan Indonesia-Australia

Pada 2024, total nilai perdagangan Australia dan Indonesia tercatat sekitar US$13,474 miliar, dengan nilai ekspor Indonesia ke Australia sebesar US$ 5,59 miliar. Lima komoditas primadona yang diekspor Indonesia ke Australia meliputi mesin-mesin/mekanik (HS84) senilai US$1,203 miliar, benda-benda dari besi dan baja (HS85) senilai US$789,87 juta, mesin/peralatan listrik (HS85) senilai US$400,40 juta, minyak dan gas (HS87) senilai US$258,03 juta, dan pupuk (HS31) senilai US$200,79 juta.

Alhasil ekspor nonmigas Indonesia ke Australia turut terdongkrak meningkat hingga 60,58 persen sepanjang 2024.Selain itu, sektor dengan potensi ekspor signifikan adalah produk makanan dan minuman dengan total nilai ekspor pada 2024 mencapai US$160,5 juta.

Tidak hanya itu, produk home decor berbasis rotan dari Indonesia digemari masyarakat Australia lantaran desainnya yang beragam, bahan berkualitas tinggi, dan praktik berkelanjutan.

Hal tersebut ditandai dari data ekspor produk dekorasi rumah Indonesia dalam lima tahun terakhir (2018-2022) meningkat 13,98 persen, dan ekspor produk furnitur meningkat sebesar 11,67 persen pada periode yang sama.

Dengan potensi yang besar ini, LPEI berharap para UMKM eksportir mampu menangkap peluang tersebut dan memaksimalkan usaha ekspor ke Australia. Adapun sepanjang 2024, LPEI mencatat pertumbuhan pembiayaan keseluruhan sebesar 2 persen dengan nilai Rp30,2 triliun.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us