Bayan Resources (BYAN) Raih Perpanjangan Jatuh Tempo Pinjaman Hingga 2028

- PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mendapat perpanjangan jatuh tempo pinjaman dari Bank Mandiri hingga 2028.
- Fasilitas modal kerja revolving ditingkatkan menjadi US$310 juta, sementara fasilitas pinjaman non-tunai diturunkan menjadi US$25 juta.
- Perpanjangan ini memberikan ruang bagi perseroan untuk mengoptimalkan alokasi dana dan mendukung kegiatan operasional serta kebutuhan transaksi valas.
Jakarta, FORTUNE - PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mendapat perpanjangan jatuh tempo atas fasilitas pinjaman dari Bank Mandiri. Amandemen perjanjian pinjaman itu ditandatangani pada 24 Oktober 2025.
Direktur BYAN Jenny Quantero menjelaskan bahwa fasilitas pinjaman dari Bank Mandiri ini awalnya jatuh tempo pada 24 Oktober 2025, kemudian diperpanjang hingga 24 Oktober 2028.
Amandemen terbaru menyatakan bahw fasilitas modal kerja revolving turut ditingkatkan dari US$260 juta menjadi US$310 juta. Sementara fasilitas pinjaman non-tunai atau bank guarantee diturunkan dari US$80 juta menjadi US$25 juta.
Perseroan juga memperoleh fasilitas tambahan berupa treasury line sebesar US$25 juta yang akan digunakan untuk mendukung keperluan transaksi valuta asing Perseroan dan anak perusahaannya.
"Fasilitas perbankan tersebut digunakan untuk pembiayaan modal kerja, mendukung kegiatan operasional dan kebutuhan transaksi valas bagi perseroan dan anak perusahaannya," ujar Jenny dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (27/10).
Adapun, fasilitas pinjaman ini dijamin oleh dua anak usaha Bayan Resources, yakni PT Bara Tabang dan PT Fajar Sakti Prima.
Menurut Jenny, perpanjangan jatuh tempo ini akan memberikan ruang bagi perseroan untuk mengoptimalkan alokasi dana, terutama dalam mendukung pembiayaan kegiatan operasional dan kebutuhan transaksi valas baik di tingkat induk maupun anak usaha. Ia juga menegaskan, antara perseroan dan Bank Mandiri tidak memiliki hubungan afiliasi.
Hingga akhir Juni 2025, emiten pertambangan batubawa itu mencatatkan pendapatan sebesar US$1,62 miliar. Nilai tersebut naik dari capaian pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$1,53 miliar. Kendati demikian, perseroan mencatatkan penurunan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas indik dari Rp376 juta, menjadi US$356 juta. Sementara itu, BYAN mencatatkan jumlah asset sebanyak US$3,19 miliar, turun dari asset yang tercatat pada Desember 2024 sebesar US$3,52 miliar.











