MARKET

Ekonom Ingatkan Risiko Harga Minyak di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

Harga minyak dunia naik signfikan imbas konflik geopolitik

Ekonom Ingatkan Risiko Harga Minyak di Tengah Konflik Rusia-UkrainaKonflik Rusia-Ukraina. (Shutterstock/Tomas Ragina)
14 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina kian memanas. Hal ini dikhwatirkan turut memicul kenaikan harga komoditas, seperti minyak dunia yang perlahan-lahan mulai mendekati US$100 per barrel.

Senior Economist dari Samuel Sekuritas Indonesia (SSI), Fikri Permana mengatakan pemerintah harus mewaspadai dampak lonjakan harga minyak terhadap nilai impor minyak yang akan semakin tinggi. Apalagi, Indonesia merupakan net importir minyak mentah dunia. 

“Pada Januari ketika harga minyak masih di sekitar US$80-an per barel, net ekspor Indonesia itu sudah tinggal US$2 miliar, apalagi di bulan ini. Pertama, harga minyak naik dan ada larangan ekpor di tengah bulan pertama. Jadi, mungkin dampaknya akan membuat neraca dagang kita defisit,” kata Fikri kepada Fortune Indonesia, Senin (14/2).

Gangguan perdagangan dunia

Konflik Rusia dan Ukraina memang tidak berdampak langsung kepada Indonesia. Namun, kehawatiran dunia akan terjadinya perang akan mempengaruhi perdagangan dunia, serta masalah distribusi barang secara global yang akhirnya berdampak pada pemenuhan kebutuhan barang  di Indonesia.

“Kepercayaan konsumen pada pasar global akan turun, artinya konsumen akan relatif berhati-hati pada saat konsumsi. Padahal, indeks kepercayaan konsumen Indonesia baru saja pulih,” ujarnya.

Harga minyak dunia mencapai level tertinggi

Harga minyak dunia mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Hal ini terjadi di tengah adanya wacana invasi Rusia ke Ukraina, yang dinilai dapat mengganggu ekspor di pasar global.

Melansir Reuters, Senin (14/2), minyak mentah berjangka Brent berada di US$95,56 per barel pada 02.35 GMT, naik US$1,12 atau 1,2 persen mendekati titik tertinggi US$96,16 yang dicapai pada Oktober 2014.

Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$1,28 atau 1,4 persen, menjadi US$94,38 per barel, hanya beberapa poin mendekati US$94,94 yang dicapai pada September 2014.

Related Topics