Jakarta, FORTUNE - Nilai tukar rupiah kembali melemah pada perdagangan Rabu (3/4) pagi. Mata Uang Garuda mengalami penurunan 36,50 poin atau 0,23 persen ke Rp15.933 per US$. Pada perdagangan Selasa (2/4) sore, rupiah ditutup di level Rp15.897 per US$, turun tipis 2,5 poin atau 0,02 persen.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, hari ini rupiah masih berpotensi melemah terhadap dollar AS. Pasalnya data ekonomi AS yang dirilis Selasa (2/4) malam masih menunjukkan perekonomian AS yang cukup solid.
Data jumlah lowongan pekerjaan AS bulan Februari dirilis lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya dan data pesanan pabrik bulan Februari mengalami rebound dibandingkan bulan sebelumnya yang menurun.
"Hasil ini masih mendukung kebijakan the Fed untuk menahan suku bunga acuannya lebih lama. Yield obligasi AS terutama tenor 10 tahun juga masih bertahan di level tinggi di kisaran 4,3 persen sehingga aset dollar AS masih menarik untuk pasar," jelasnya kepada Fortune Indonesia.
Hal tersebut juga merefleksikan pandangan tentang indeks saham Asia yang terlihat bergerak negatif pagi ini. "Ini bisa mengindikasikan pasar sedang menghindari aset berisiko. Rupiah bisa tertekan," imbuhnya.
Selain itu, lanjut Ariston, ketegangan geopolitik yang masih tinggi setelah serangan Israel ke konsulat Iran di Suriah juga masih bisa mendorong penguatan dollar AS sebagai aset aman, terhadap nilai tukar lainnya.
"Rupiah berpotensi melemah hari ini ke area Rp15.950, dengan potensi support di kisaran Rp15.860," terang Ariston.