MARKET

Laba Bersih Delta Dunia (DOID) Naik Double Digit di 2023, Ini Sebabnya

DOID mencatat rekor overburden removal melampaui target.

Laba Bersih Delta Dunia (DOID) Naik Double Digit di 2023, Ini SebabnyaIlustrasi penambangan batu bara (unsplash.com/DominikVanyi)
15 March 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Emiten kontraktor penambangan Batu Bara, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan sepanjang 2023.  Laba bersih perseroan naik 26 persen secara tahunan (YoY) menjadi US$36,01 juta atau sekitar Rp570 miliar (kurs Rp15.600 per dolar AS). 

Kenaikan ini terjadi seiring dengan kenaikan penjualan, perolehan kontrak baru, pertumbuhan volume produksi, overburden removal (pengupasan lapisan tanah penutup) dan strategi manajemen biaya. 

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, sepanjang 2023 DOID membukukan pendapatan sebesar US$1,83 miliar atau sekitar Rp28,61 triliun. Angka ini tumbuh 18 persen dan mencapai rekor tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebsar US$1,55 miliar. 

Pertumbuhan kinerja pendapatan perseroan juga diikuti oleh pertumbuhan EBITDA sebesar 13 persen menjadi US$412 juta sepanjang 2023 serta kenaikan laba usaha sebesar 16 persen pada 2023 menjadi US$152 juta hingga akhirnya mampu mencatat kenaikan laba bersih  26 persen secara tahunan.

Dari segi operasional, sepanjang 2023, Delta Dunia Group mencatat rekor overburden removal, melebihi target yang ditetapkan. Pada segmen ini kinerja  overburden removal perseroan meningkat sebesar 14 persen (YoY) dengan kenaikan volume produksi baik di Indonesia maupun Australia masing-masing sebsar 10 persen dan 28 persen secara tahunan.  Hal ini disebabkan oleh peningkatan signifikan perolehan kontrak baru, termasuk di antaranya tambang Saraji dan Burton milik BMA (BHP dan Mitsubishi Alliance) di Australia.

Sementara itu, Cash costs (biaya tunai), tidak termasuk bahan bakar per bcm, meningkat 8 persen sebagian besar didorong oleh peningkatan volume di BUMA Australia untuk memenuhi permintaan pelanggan. Lebih lanjut, biaya karyawan dan biaya suku cadang – termasuk bahan untuk ban, serta aktivitas pengeboran dan peledakan – juga meningkat karena tekanan inflasi. Namun demikian, peningkatan ini sebagian diimbangi oleh upaya berkelanjutan Group dalam mendorong efisiensi biaya melalui teknologi dan keunggulan operasional.

Direktur Delta Dunia Group, Dian Andyasuri mengatakan, transformasi strategis dari bauran produk merupakan salah satu strategi  yang diterapkan perseroan dalam mengatasi tren pergeseran global menuju ekonomi rendah karbon.

“Saat kami beradaptasi dengan penurunan permintaan batu bara termal, kami memanfaatkan permintaan kuat untuk batu bara metalurgi, yang terus menjadi bahan penting untuk produksi baja. Transisi terencana ini merupakan landasan strategi diversifikasi kami, yang telah membuahkan hasil yang substansial," katanya dikutip dalam keterangan, Jumat (15/3).

Batu bara metalurgi dan infrastruktur saat ini mewakili 19 persen dari pendapatan DOID sejalan dengan target perseroan mengurangi ketergantungan pada batu bara termal menjadi 50 persen pada 2028. "Kemajuan ini mencerminkan komitmen kami terhadap kinerja yang berkelanjutan dan pertumbuhan strategis," katanya.

 
 

Strategi Pengelolaan Modal

Sepanjang 2023, Delta Dunia Group secara signifikan memperkuat neraca keuangannya dan mencapai rasio utang bersih terhadap EBITDA terendah dalam 10 tahun terakhir yaitu 1,65x, penurunan signifikan dari 2,19x di 2022. 

Group juga mengalami peningkatan arus kas operasi, mencapai US$376 juta, naik 91 persen dari tahun sebelumnya. Selain itu, arus kas bebas meningkat menjadi US$233 juta. "Peningkatan ini didorong oleh rekor kinerja EBITDA, pengelolaan modal kerja yang lebih baik, dan pengembalian pajak yang lebih tinggi yang dicapai oleh Group," ujar Dian. 

Perseroan juga tercatat menurunkan rasio belanja modalnya tahun ini sebesar 20 persen secara tahunan menjadi US$121 juta, disebabkan oleh keberhasilan penyelesaian beberapa proyek di Indonesia, sesuai dengan target 2023 sebesar US$105 juta hingga US$145 juta. Dengan demikian, pengendalian yang ketat atas belanja modal tetap menjadi prioritas Group ke depan. 

Sedangkan melalui program pembelian kembali (buyback) saham, DOID membeli 1.284.502.100 saham. Pembelian kembali saham yang signifikan ini mewakili sekitar 14,9 persen dari saham yang beredar di Delta Dunia Group per 4 Agustus 2023. Selain itu, pada 2023 Group membeli Surat Utang Senior senilai US$34,3 juta.

"Langkah keuangan strategis ini tidak hanya mencerminkan komitmen Group untuk meningkatkan nilai pemegang saham tetapi juga pengelolaan modal yang berhati-hati, sejalan dengan strategi keuangan jangka panjang," ujarnya. 

Related Topics