MARKET

Laba Bersih PTBA Tergerus 51% Jadi Rp6,1 T di 2023, Ini Penyebabnya

Penjualan batu bara PTBA pada pihak berelasi turun.

Laba Bersih PTBA Tergerus 51% Jadi Rp6,1 T di 2023, Ini Penyebabnyasource_name
05 March 2024

Fortune Recap

  • PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat penurunan kinerja keuangan sepanjang 2023, dengan laba bersih anjlok 51,42 persen menjadi Rp6,10 triliun.
  • Pendapatan PTBA turun 9,75 persen menjadi Rp34,48 triliun, terutama dari penjualan batu bara yang turun menjadi Rp38,48 triliun dibanding tahun sebelumnya.
  • Pendapatan dari aktivitas lainnya juga turun menjadi Rp516 miliar, sementara beban pokok pendapatan naik menjadi Rp29,33 triliun seiring dengan melonjaknya komponen beban.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten tambang Batu Bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat penurunan kinerja keuangan sepanjang 2023.  Laba bersih perseroan anjlok 51,42 persen menjadi Rp6,10 triliun pada 2023 dibandingkan torehan tahun sebelumnya sebesar Rp12,56 triliun seiring dengan menurunnya penjualan batu bara dan lonjakan beban.

Mengutip laporan keuangan perseroan, pada 2023 PTBA membukukan pendapatan Rp34,48 triliun. Capaian ini turun 9,75 persen dari tahun sebelumnya Rp42,64 triliun. Bila dirinci, pendapatan dari penjualan batu bara perseroan, baik dari pihak berelasi maupun pihak ketiga turun menjadi Rp38,48 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp42,64 triliun.

Begitupun dengan pendapatan dari aktivitas lainnya yang mencapai Rp516 miliar, turun dri tahun sebelumnya sebesar Rp549 miliar. Adapun, pendapatan aktivitas lainnya ini terdiri dari bisnis non-tambang, seperti penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah dan inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.

Selain dari penurunan pendapatan, tekanan kinerja PTBA juga disebabkan oleh melonjaknya sejumlah komponen beban. Pada 2023, PTBA mencatatkan beban pokok pendapatan Rp29,33 triliun, lebih tinggi dari tahun sebelumnya Rp24,68 triliun. Kenaikan ini disebabkan oleh sejumlah faktor seperti kenaikan jasa penambangan, jasa angkutan hingga pembayaran royalti kepada pemerintah. 

Akibatnya, laba kotor perseroan turun menjadi Rp9,15 triliun dari yang sebelumnya Rp17,96 triliun diikuti oleh penurunan laba usaha menjadi Rp7,20triliun serta laba bersih menjadi Rp6,10 triliun sepanjang 2023.
 

Related Topics