MARKET

Mengenali Buying Power Saham dan Perbedaannya dari RDN

Investor pemula penting mengenali buying power.

Mengenali Buying Power Saham dan Perbedaannya dari RDNilustrasi candlestick (pexels.com/AlphaTradeZone)
14 April 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNEBuying power saham merujuk pada kemampuan investor untuk membeli saham dengan menggunakan dana miliknya.

Hal ini sangat penting dalam investasi saham, karena semakin besar buying power, semakin banyak pilihan saham yang dapat dibeli dan semakin besar potensi keuntungan yang dapat diraih.

Buying power saham dapat dipengaruhi oleh modal awal yang dimiliki. Semakin besar modal awal, semakin besar pula kemampuan untuk membeli saham. Namun, bukan berarti investor dengan modal kecil tidak dapat memiliki buying power yang besar.

Faktor yang pengaruhi buying power saham

Ada beberapa strategi investasi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan buying power, seperti penggunaan margin atau pinjaman untuk membeli saham.

Buying power saham juga bergantung pada risiko yang siap diambil oleh investor. Semakin besar risiko yang diambil, semakin besar pula potensi keuntungan yang dapat diraih. Namun, investor harus tetap berhati-hati dalam memilih saham karena risiko yang tinggi juga berarti potensi kerugian yang besar.

Buying power saham dapat dipengaruhi oleh kondisi pasar saham secara keseluruhan. Jika pasar sedang bullish atau naik, maka buying power investor akan meningkat karena harga saham naik dan potensi keuntungan juga meningkat.

Namun, jika pasar sedang bearish atau turun, maka buying power investor akan menurun karena harga saham turun dan potensi kerugian juga meningkat. Oleh karena itu, investor perlu memahami kondisi pasar saham dan melakukan analisis pasar yang cermat sebelum memutuskan untuk membeli saham.

Menghitung buying power saham

Anda dapat menghitung buying power berdasarkan jumlah yang ada di dalam Rekening Dana Nasabah (RDN) dan ditambah dana yang bertambah saat menjual atau dana berkurang ketika membeli.

Sebagai contoh, Anda membeli sebuah saham A dengan likuiditas tinggi. Maka, perusahaan memberikan margin awal persyaratan 50 persen.

Kemudian Anda bisa membagi jumlah uang tunai di akun dengan persentase margin awal. Misal, harga saham Rp200 juta bisa Anda bagi dengan 50 persen. Nanti Anda akan mendapat besar buying power saham.

Related Topics