Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ekspansi Agresif, Laba Sinar Terang Mandiri (MINE) Tergerus 19,62 Persen

images (1).jpeg
Jasa tambang PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE). (Dok. MINE)
Intinya sih...
  • PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) catat kenaikan pendapatan 12,46 persen menjadi Rp1,15 triliun pada semester I-2025.
  • Laba bersih periode berjalan turun 19,62 persen menjadi Rp116,99 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
  • Nilai aset naik 24,5 persen menjadi Rp2 triliun per 30 Juni 2025 dengan peningkatan investasi dalam infrastruktur dan tenaga kerja baru.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Kinerja keuangan PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) atau STM menunjukkan gambaran ganda pada semester I-2025. Di satu sisi, pendapatan perusahaan melonjak 12,46 persen, tapi di sisi lain laba bersih justru tergerus 19,62 persen akibat lonjakan biaya untuk ekspansi bisnis.

Hingga 30 Juni 2025, emiten jasa pertambangan ini mencatatkan laba bersih periode berjalan sebesar Rp116,99 miliar. Angka ini turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp145,54 miliar.

Penurunan laba terjadi di tengah kenaikan pendapatan MINE menjadi Rp1,15 triliun dari sebelumnya Rp1,02 triliun. Manajemen menjelaskan, penyusutan laba disebabkan oleh membengkaknya beban operasional sebagai konsekuensi dari strategi ekspansi.

Beban pokok pendapatan tercatat naik menjadi Rp929,59 miliar dari Rp768,81 miliar. Serupa, beban tenaga kerja juga meningkat 33,09 persen menjadi Rp161,64 miliar seiring penambahan skala operasional.

Direktur Utama STM, Ivo Wangarry, menyatakan kenaikan biaya tersebut merupakan investasi strategis. Pertumbuhan pendapatan ditopang oleh dua kontrak baru, yakni pengelolaan jasa penunjang tambang bersama PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) dan proyek pembangunan jalan angkut (hauling) dengan PT Erabaru Timur Lestari.

“Dengan kapasitas yang semakin besar, STM semakin siap mengelola proyek-proyek baru sekaligus meningkatkan produktivitas di masa mendatang,” ujar Ivo dalam keterangannya di Jakarta, Senin (1/9).

Sejalan dengan ekspansi tersebut, nilai aset perusahaan juga naik 24,5 persen menjadi Rp2 triliun. Investasi baru yang dilakukan mencakup penambahan alat berat, pembangunan infrastruktur pendukung, serta perekrutan tenaga kerja.

Ivo menegaskan bahwa perseroan tetap menjaga fundamental bisnis yang solid. Menurutnya, langkah ekspansi ini akan memperkuat posisi STM sebagai mitra strategis di sektor jasa penunjang pertambangan.

“Strategi ekspansi dan peningkatan kapabilitas operasional diharapkan dapat terus menopang pertumbuhan bisnis,” ujarnya.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us