Emiten Grup Bakrie (VKTR) Garap Bisnis Forklift Listrik

Jakarta, FORTUNE - Emiten kendaraan listrik milik Grup Bakrie PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) memperluas lini bisnis di tengah tantangan industri otomotif nasional. Perseroan menambah kegiatan usaha baru di bidang perdagangan besar mesin dan peralatan berat listrik. Keputusan ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama distribusi dengan Anhui Longe International Co Ltd (JAC) pada 9 April 2025.
Dalam kesepakatan tersebut, VKTR ditunjuk sebagai distributor forklift listrik dan suku cadangnya di Indonesia. "Sebagai perusahaan yang memiliki fokus pada solusi mobilitas berkelanjutan, perseroan melihat potensi sinergi antara portofolio kendaraan listrik yang dikembangkan dengan produk alat berat, material handling seperti forklift maupun alat lainnya berbasis listrik ramah lingkungan dan hemat energi," ujar manajemen VKTR, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (9/5).
Langkah ini menurutnya, selaras dengan arah kebijakan pemerintah yang mendorong percepatan transisi menuju energi bersih dan pengurangan emisi karbon di berbagai sektor industri.
VKTR menegaskan, perluasan usaha ini merupakan bagian dari strategi diversifikasi yang bertujuan menjawab kebutuhan pasar yang semakin mengarah pada efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan.
Sejalan dengan ekspansi tersebut, VKTR membukukan penjualan senilai Rp218,07 miliar pada kuartal I-2025, tumbuh 6,3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, laba bersih justru terkoreksi tajam 84,23 persen menjadi Rp3,3 miliar, dari sebelumnya Rp20,96 miliar.
Direktur Utama VKTR, Gilarsi W. Setijono, menjelaskan bahwa penurunan profitabilitas disebabkan oleh kenaikan harga pokok penjualan (HPP) dan fluktuasi nilai tukar dolar AS.
Per akhir Maret 2025, total aset perusahaan naik 3% secara tahunan menjadi Rp1,66 triliun, didorong oleh rampungnya pembangunan pabrik perakitan kendaraan listrik di Magelang. Fasilitas ini menjadi yang pertama di Indonesia dalam merakit kendaraan listrik komersial berbasis Completely Knocked Down (CKD), dan telah menghasilkan bus listrik 12 meter dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40 persen.
"Sejak awal kuartal pertama 2025, VKTR mencatat pencapaian berupa dimulainya operasi 20 unit bus listrik CKD oleh operator Sinarjaya untuk layanan Transjakarta, hasil kolaborasi dengan karoseri Laksana," ujar Gilarsi.
Peningkatan liabilitas sebesar 11 persen YoY menjadi Rp502 miliar juga tercatat, seiring meningkatnya pinjaman untuk mendukung kebutuhan modal kerja. Di tengah penurunan 5 persen pasar otomotif nasional, VKTR berhasil mencatatkan pertumbuhan 10 persen pada segmen manufaktur suku cadang. Namun, pertumbuhan ini sebagian besar ditopang oleh produk dengan margin rendah, sehingga HPP tetap tinggi.
Dari sisi penjualan kendaraan listrik, VKTR terus mendorong diversifikasi klien. Selain menjual forklift listrik ke swasta, perusahaan juga tengah menyelesaikan pemesanan 80 unit bus listrik untuk Perum DAMRI yang akan digunakan dalam layanan Transjakarta.
Sebelumnya, VKTR telah merealisasikan pengiriman 72 unit bus listrik yang kini dioperasikan oleh Sinarjaya dan Mayasari Bakti. "Upaya ini menunjukkan komitmen VKTR bersama mitra strategis untuk memperluas kontribusi dalam elektrifikasi transportasi publik serta mendorong percepatan adopsi kendaraan rendah emisi di Indonesia," ujar Gilarsi.
VKTR menyatakan akan tetap fokus pada pertumbuhan berkelanjutan sepanjang 2025, dengan memprioritaskan peningkatan pemasaran dan penjualan guna memperluas pangsa pasar kendaraan listrik nasional.