MARKET

Belum Agresif, Kendaraan Listrik Blue Bird Baru 1% dari Total Armada

Blue Bird targetkan 10% kendaraan listrik pada 2030.

Belum Agresif, Kendaraan Listrik Blue Bird Baru 1% dari Total ArmadaShutterstock/Javaistan
20 March 2024

Fortune Recap

  • Blue Bird Tbk menunggu momentum tepat untuk mendorong pengadaan armada kendaraan listrik secara agresif, saat ini porsi EV masih satu persen dari total armada perusahaan.
  • Perseroan tetap optimistis dapat mencapai target pengadaan mobil listrik 10 persen dari total armada perusahaan pada 2030 untuk menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 50 persen.
  • Bluebird telah menghadirkan BYD T3 dengan konfigurasi tujuh yang telah beroperasi di Jakarta dan Bali sejak 2021, serta menambah jumlah fasilitas pengisian daya mobil listrik hingga lebih dari 30 charging station.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Blue Bird Tbk masih menunggu momentum yang tepat untuk mendorong pengadaan armada kendaraan listrik (electric vehicle/EV) secara agresif.

Chief Strategy Officer Blue Bird, Andrew Arristianto, mengatakan hingga saat ini porsi EV masih satu persen dari total armada perseroan.

Meski demikian, perseroan tetap optimistis dapat mencapai target pengadaan mobil listrik 10 persen dari total armada perusahaan pada 2030—yang merupakan bagian dari upaya Blue Bird untuk menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 50 persen dari posisi saat ini.

"Kami masih melihat perkembangan insentif yang diterapkan tahun ini, dampak langsung ke kami sebagai operator apa. Itu mungkin masih tahun depan atau dua tahun lagi, baru kami bisa kayak 'OK inilah situasinya, industrinya, produk-produk line up-nya.' Nah di situ baru nanti kita bisa lebih agresif," ujarnya saat ditemui di Fairmont Hotel, Selasa (20/3).

Menurut Andrew, kecermatan dalam pengadaan EV diperlukan untuk mengoptimalkan aset tersebut menjadi mesin pendongkrak laba. Apalagi, sebagai perusahaan jasa, pemilihan unit mobil listrik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan tidak bisa sembarangan.

Misalnya, memilih EV dengan konfigurasi tujuh tempat duduk (7-seater) yang bisa memuat penumpang lebih banyak.

"Kita enggak bisa agresif banget. Karena kalau dilihat sekarang, banyaknya yang masuk 5-siter mobil kayak crossover. Nah, itu belum tentu cocok untuk keperluan kami juga," katanya.

Di samping itu, belum semua kendaraan yang tersedia di Indonesia dan cocok dengan kebutuhan Blue Bird mendapat insentif mobil listrik sehingga harganya masih relatif mahal.

"Enggak semua yang masuk mendapatkan insentif yang sudah ada. Ada beberapa kendaraan yang kami minati, tapi belum masuk ke Indonesia juga," ujarnya.

Armada kendaraan listrik

Untuk melengkapi jajaran armada listriknya, Bluebird menghadirkan BYD T3 yang telah beroperasi di Jakarta dan Bali sejak 2021 dengan konfigurasi tujuh. Pengadaan armada tersebut bertujuan memenuhi permintaan pasar akan armada dengan daya tampung lebih besar.

Selain itu, perusahaan juga telah menambah jumlah fasilitas pengisian daya mobil listrik hingga Bluebird telah memiliki lebih dari 30 charging station yang tersebar di Jakarta dan Bali.

Tahun lalu Blue Bird membidik pengadaan 200-500 unit kendaraan listrik yang akan disesuaikan dengan kondisi dan permintaan pasar melalui kehadiran E-Bluebird, E-Silverbird, dan E-Goldenbird. 

Dengan pengadaan mobil listrik, perseroan berharap dapat menurunkan emisi yang dihasilkan dari kendaraan sebanyak 20 persen.

Selain EV, ada pula kendaraan berbahan bakar gas (compressed natural gas/CNG) yang diharapkan bisa efektif menekan emisi karbon hingga 40 persen dibandingkan dengan kendaraan menggunakan bahan bakar fosil.

Related Topics