MARKET

Emiten Properti Sri Tahir (MPRO) Rugi Rp10,35 Miliar pada Q1-2024

Laba brutonya naik 320,68 persen.

Emiten Properti Sri Tahir (MPRO) Rugi Rp10,35 Miliar pada Q1-2024Proyek MPRO, Apartemen Aspara Tower, di Sukoharjo. (Doc: https://www.mahaproperti.co.id/)
10 May 2024

Fortune Recap

  • PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) mengalami peningkatan kerugian 5 persen dari Rp9,8 miliar pada kuartal pertama 2023 menjadi Rp10,35 miliar pada periode sama tahun ini.
  • Pendapatan MPRO meningkat 16,52 persen menjadi Rp867,96 juta dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp744,88  juta. Beban pokok penjualan dan beban langsung turun 4,10 persen.
  • Laba bruto MPRO meningkat 320,68 persen dari Rp47,30 juta pada kuartal pertama tahun lalu menjadi Rp198,99 juta pada periode sama tahun ini. Penjualan segmen apartemen masih mendominasi.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) mengalami peningkatan kerugian 5 persen dari Rp9,8 miliar pada kuartal pertama 2023 menjadi Rp10,35 miliar pada periode sama tahun ini. 

Dalam laporan keuangannya (unaudited) terlihat bahwa pendapatan MPRO meningkat 16,52 persen menjadi Rp867,96 juta dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp744,88  juta. Sementara itu, beban pokok penjualan dan beban langsung turun 4,10 persen menjadi Rp668,97 juta dari sebelumnya Rp697,58 juta.

Dari sisi top-line, emiten properti milik Dato Sri Tahir tersebut mencatatkan peningkatan laba bruto 320,68 persen dari Rp47,30 juta pada kuartal pertama tahun lalu menjadi Rp198,99 juta pada periode sama tahun ini.

Penjualan MPRO pada triwulan pertama 2024 masih didominasi oleh segmen apartemen, dengan raihan Rp549 juta atau sebesar 63,25 persen dari total penjualan. Sementara sisa Rp867,96 juta berasal dari segmen pengelolaan bangunan.

Penjualan segmen apartemen pada periode sama tahun sebelumnya mencapai Rp441,44 juta, sementara pengelolaan (building management) Rp303,44 juta.    

Namun demikian, beban usaha perseroan naik 10,23 persen menjadi Rp5,75 miliar dari sebelumnya Rp5,22 miliar.

Sehingga, perseroan mencatatkan rugi usaha Rp5,55 miliar atau naik 7,39 persen dari periode Q1-2023 yang sebesar Rp5,17 miliar.

Di sisi lain, pendapatan keuangan perseroan pada periode Januari-Maret 2024 tergerus 71,90 persen menjadi Rp70,14 juta dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp242,64 juta. Sedangkan beban keuangan turun tipis 0,21 persen dari Rp4,87 miliar menjadi Rp4,86 miliar. Alhasil, rugi bersih periode berjalan mencapai Rp10,35 miliar.

Related Topics